Probolinggo (Antaranews Jatim) - Sejumlah nelayan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengembangkan budi daya ikan kerapu dengan menggunakan sistem keramba laut untuk meningkatkan hasil produksi ikan kerapu tersebut.
"Di Kabupaten Probolinggo hanya ada satu desa yang dijadikan sentra budi daya ikan kerapu yakni Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih," kata Ketua Kelompok Gili Aquamina Munir di Probolinggo, Rabu.
Menurutnya kelompoknya merupakan pembudidaya ikan kerapu pertama di Pulau Gili Ketapang dengan menggunakan sistem keramba laut karena biasanya ikan kerapu ditangkap nelayan di sektar karang.
"Awalnya tahun 2011, kami mendapat bantuan dari pemerintah pusat seperti alat, benih hingga pakan, sehingga alhamdulillah budi daya itu berjalan sampai sekarang," tuturnya.
Kelompok Gili Aquamina beranggotakan sebanyak 7 orang dan memiliki 14 keramba laut berjarak 150 meter dari tepi pantai dan belasan keramba itu mampu menampung 6.500 ekor ikan kerapu.
"Ikan kerapu dipanen jika usia budi daya ikan sudah memasuki 7 bulan. Beratnya antara 8-9 ons per ekor dan harga jualnya Rp80 ribu sampai Rp85 ribu per kilogram, kemudian dijual ke pengepul asal Situbondo untuk kebutuhan restoran di Bali," katanya.
Ia mengatakan budi daya ikan kerapu menjadi usaha sampingan bagi para nelayan karena setiap hari warga setempat berburu ikan di laut dengan menggunakan perahu dan hasil tangkapan itu yang menjadi sumber mata pencaharian harian.
"Kalau hasil budi daya kerapu itu dibuat tabungan saja. Setiap anggota dapat Rp7 juta per 6-7 bulan, sehingga budi daya itu meningkatkan kesejahteraan nelayan," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz mengatakan upaya pengembangan usaha budidaya perikanan terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
"Salah satunya budi daya ikan kerapu dengan metode keramba laut di Pulau Gili Ketapang. Disana satu-satunya tempat terbaik untuk budi daya ikan kerapu," ujarnya.
Ia mengatakan Dinas Perikanan Probolinggo juga merealisasikan bantuan dari pemerintah pusat melalui penyaluran benih ikan kerapu kepada kelompok nelayan setiap tahunnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Di Kabupaten Probolinggo hanya ada satu desa yang dijadikan sentra budi daya ikan kerapu yakni Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih," kata Ketua Kelompok Gili Aquamina Munir di Probolinggo, Rabu.
Menurutnya kelompoknya merupakan pembudidaya ikan kerapu pertama di Pulau Gili Ketapang dengan menggunakan sistem keramba laut karena biasanya ikan kerapu ditangkap nelayan di sektar karang.
"Awalnya tahun 2011, kami mendapat bantuan dari pemerintah pusat seperti alat, benih hingga pakan, sehingga alhamdulillah budi daya itu berjalan sampai sekarang," tuturnya.
Kelompok Gili Aquamina beranggotakan sebanyak 7 orang dan memiliki 14 keramba laut berjarak 150 meter dari tepi pantai dan belasan keramba itu mampu menampung 6.500 ekor ikan kerapu.
"Ikan kerapu dipanen jika usia budi daya ikan sudah memasuki 7 bulan. Beratnya antara 8-9 ons per ekor dan harga jualnya Rp80 ribu sampai Rp85 ribu per kilogram, kemudian dijual ke pengepul asal Situbondo untuk kebutuhan restoran di Bali," katanya.
Ia mengatakan budi daya ikan kerapu menjadi usaha sampingan bagi para nelayan karena setiap hari warga setempat berburu ikan di laut dengan menggunakan perahu dan hasil tangkapan itu yang menjadi sumber mata pencaharian harian.
"Kalau hasil budi daya kerapu itu dibuat tabungan saja. Setiap anggota dapat Rp7 juta per 6-7 bulan, sehingga budi daya itu meningkatkan kesejahteraan nelayan," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz mengatakan upaya pengembangan usaha budidaya perikanan terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
"Salah satunya budi daya ikan kerapu dengan metode keramba laut di Pulau Gili Ketapang. Disana satu-satunya tempat terbaik untuk budi daya ikan kerapu," ujarnya.
Ia mengatakan Dinas Perikanan Probolinggo juga merealisasikan bantuan dari pemerintah pusat melalui penyaluran benih ikan kerapu kepada kelompok nelayan setiap tahunnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018