Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya, Jatim, cukup tinggi dibanding dengan daerah-daerah lain di Indonesia dalam kongres "United Cities Local Goverment (UCLG) Asia Pasifik yang digelar di Surabaya 13-15 September 2018.
Tri Rismaharini, di Surabaya, Jumat, mengatakan daya beli masyarakat yang rendah di Surabaya ada di kisaran 43 persen, menengah atau sedang berada di kisaran 42 persen dan sisanya merupakan daya beli tinggi.
"Namun, ketika 2016 dilakukan survei, daya beli masyarakat yang rendah tinggal 8 persen. Kemudian yang sedang turun jadi 41 persen," katanya.
Itu artinya, lanjut dia, melompat jauh dari daya beli yang rendah ke daya beli yang tinggi. "Padahal seharusnya kan dari rendah ke menengah dulu, nah ini tidak, langsung melompat ke tinggi. Jadi, berarti telah terjadi pergerakan ekonomi yang sangat cepat," ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya banyak bekerja sama dengan kota-kota di berbagai negara di dunia. Masing-masing kota itu, memiliki spesialis dalam bidang kerja samanya.
"Saya bermimpi suatu saat nanti, kerja sama ini bisa digunakan oleh pengusaha untuk meringankan beban kotanya masing-masing," katanya.
Sementara itu, di forum yang keempat Kongres UCLG, Wali Kota Risma juga menjelaskan tentang berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya selama kepemimpinannya.
Saat itu, ia menjelaskan tentang pembayaran Suroboyo Bus dan Bus Bertingkat yang menggunakan sampah botol plastik. "Saat ini, sampah botol plastik terkumpul sangat banyak dan akan segera dilelang. Hasilnya, nanti akan dibuat untuk operasional bus itu," katanya.
Selain itu, lanut dia, Pemkot Surabaya saat ini sedang membuat matras dari sampah sandal jepit yang dipotong-potong. Sampah itu kemudian dijadikan jogging track, sehingga masyarakat yang lari di atas jogging track itu tidak sakit.
Menurut Risma, kongres UCLG Aspac ini diharapkan menjadi forum untuk saling belajar dan berbagi pengalaman satu daerah dengan daerah lainnya, terutama dalam mengatasi masalah perkotaan.
Tujuan akhirnya dalam kongres ini untuk memecahkan tantangan bersama dengan mempromosikan inovasi dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan layak huni.
"Saya yakin UCLG-Aspac dapat menjadi kerangka kerja yang tepat untuk memfasilitasi kebutuhan kita semuanya," katanya.
Presiden UCLG-Aspac Won Hee Ryong sebelumnya mengatakan tema yang diangkat dalam kongres ini adalah pembangunan kota yang berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu inti dari sebuah inovasi yang dilakukan oleh manusia.
"Pemerintah lokal dan warganya harus selalu dekat untuk daerah yang berkelanjutan," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengharapkan kongres kali ini bisa menggali potensi dan perkembangan baru di Asia Pasifik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Tri Rismaharini, di Surabaya, Jumat, mengatakan daya beli masyarakat yang rendah di Surabaya ada di kisaran 43 persen, menengah atau sedang berada di kisaran 42 persen dan sisanya merupakan daya beli tinggi.
"Namun, ketika 2016 dilakukan survei, daya beli masyarakat yang rendah tinggal 8 persen. Kemudian yang sedang turun jadi 41 persen," katanya.
Itu artinya, lanjut dia, melompat jauh dari daya beli yang rendah ke daya beli yang tinggi. "Padahal seharusnya kan dari rendah ke menengah dulu, nah ini tidak, langsung melompat ke tinggi. Jadi, berarti telah terjadi pergerakan ekonomi yang sangat cepat," ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya banyak bekerja sama dengan kota-kota di berbagai negara di dunia. Masing-masing kota itu, memiliki spesialis dalam bidang kerja samanya.
"Saya bermimpi suatu saat nanti, kerja sama ini bisa digunakan oleh pengusaha untuk meringankan beban kotanya masing-masing," katanya.
Sementara itu, di forum yang keempat Kongres UCLG, Wali Kota Risma juga menjelaskan tentang berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya selama kepemimpinannya.
Saat itu, ia menjelaskan tentang pembayaran Suroboyo Bus dan Bus Bertingkat yang menggunakan sampah botol plastik. "Saat ini, sampah botol plastik terkumpul sangat banyak dan akan segera dilelang. Hasilnya, nanti akan dibuat untuk operasional bus itu," katanya.
Selain itu, lanut dia, Pemkot Surabaya saat ini sedang membuat matras dari sampah sandal jepit yang dipotong-potong. Sampah itu kemudian dijadikan jogging track, sehingga masyarakat yang lari di atas jogging track itu tidak sakit.
Menurut Risma, kongres UCLG Aspac ini diharapkan menjadi forum untuk saling belajar dan berbagi pengalaman satu daerah dengan daerah lainnya, terutama dalam mengatasi masalah perkotaan.
Tujuan akhirnya dalam kongres ini untuk memecahkan tantangan bersama dengan mempromosikan inovasi dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan layak huni.
"Saya yakin UCLG-Aspac dapat menjadi kerangka kerja yang tepat untuk memfasilitasi kebutuhan kita semuanya," katanya.
Presiden UCLG-Aspac Won Hee Ryong sebelumnya mengatakan tema yang diangkat dalam kongres ini adalah pembangunan kota yang berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu inti dari sebuah inovasi yang dilakukan oleh manusia.
"Pemerintah lokal dan warganya harus selalu dekat untuk daerah yang berkelanjutan," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengharapkan kongres kali ini bisa menggali potensi dan perkembangan baru di Asia Pasifik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018