Ponorogo (Antaranews Jatim) - Atlet paralayang dari Kota Batu, Jawa Timur, mendominasi kejuaraan paralayang "Liga Seri-4 Paralayang Jawa Timur" di Gunung Gede, Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim, yang digelar Jumat (7/9) hingga Minggu (9/9).
Salah seorang wasit dari Komisi Penilaian Lomba Paralayang (KPLP), Chuk S. Widarsha, di Ponorogo, Minggu menyebutkan dari sembilan juara dalam tiga kelas, yaitu senior/overall, junior putra, junior putri, lima orang juara diantaranya adalah atlet dari Kota Batu Jawa Timur.
"Di kelas senior/overall, juara I Sutrisno dari Malang, Bayu Krisna dari Batu dan Ikhwan Hadi juga dari Batu," kata Chuk.
Sementara di kelas junior putra, juara I diraih Ikhsan Albar, atlet dari Malang, juara II Efwelin Aruldais dari Batu, dan juara III Timbul Prastyo, juga dari Batu.
"Sedangkan di kelas junior putri, juara I Desy Ramadani dari Batu, juara II Langking Ayu dari Tuban dan juara III Nothy dari Batu," katanya.
Kejuaraan paralayang Liga Seri-4 Paralayang Jawa Timur tersebut diikuti oleh 80 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Terdiri 38 atlet junior, 10 atlet senior dan sisanya 32 atlet siswa.
Chuk menambahkan, kondisi angin di Gunung Gede cukup besar, sehingga para atlet tidak bisa terbang maksimal sampai enam round.
"Meskipun angin cukup besar, kita bisa nyuri-nyuri kesempatan. Misalnya, ketika angin kecil, atlet melakukan penerbangan, namun ketika datang angin besar berhenti terbang. Begitu seterusnya," ujarnya.
Dengan cara seperti itu, seluruh atlet bisa melakukan penerbangan meskipun tidak sama jumlah round penerbangan antarkelas.
"Para atlet kelas junior putra dan putri, siswa putra dan putri melakukan penerbangan satu round. Sedangkan untuk kelas senior terbang lima round," jelasnya.
Venue liga paralayang di Tatung dengan Gunung Gede-nya, kata dia, sebenarnya cukup bagus. Namun anginnya saat ini terlalu besar untuk kegiatan penerbangan paralayang. (*)
Video Oleh Siswowidodo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Salah seorang wasit dari Komisi Penilaian Lomba Paralayang (KPLP), Chuk S. Widarsha, di Ponorogo, Minggu menyebutkan dari sembilan juara dalam tiga kelas, yaitu senior/overall, junior putra, junior putri, lima orang juara diantaranya adalah atlet dari Kota Batu Jawa Timur.
"Di kelas senior/overall, juara I Sutrisno dari Malang, Bayu Krisna dari Batu dan Ikhwan Hadi juga dari Batu," kata Chuk.
Sementara di kelas junior putra, juara I diraih Ikhsan Albar, atlet dari Malang, juara II Efwelin Aruldais dari Batu, dan juara III Timbul Prastyo, juga dari Batu.
"Sedangkan di kelas junior putri, juara I Desy Ramadani dari Batu, juara II Langking Ayu dari Tuban dan juara III Nothy dari Batu," katanya.
Kejuaraan paralayang Liga Seri-4 Paralayang Jawa Timur tersebut diikuti oleh 80 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Terdiri 38 atlet junior, 10 atlet senior dan sisanya 32 atlet siswa.
Chuk menambahkan, kondisi angin di Gunung Gede cukup besar, sehingga para atlet tidak bisa terbang maksimal sampai enam round.
"Meskipun angin cukup besar, kita bisa nyuri-nyuri kesempatan. Misalnya, ketika angin kecil, atlet melakukan penerbangan, namun ketika datang angin besar berhenti terbang. Begitu seterusnya," ujarnya.
Dengan cara seperti itu, seluruh atlet bisa melakukan penerbangan meskipun tidak sama jumlah round penerbangan antarkelas.
"Para atlet kelas junior putra dan putri, siswa putra dan putri melakukan penerbangan satu round. Sedangkan untuk kelas senior terbang lima round," jelasnya.
Venue liga paralayang di Tatung dengan Gunung Gede-nya, kata dia, sebenarnya cukup bagus. Namun anginnya saat ini terlalu besar untuk kegiatan penerbangan paralayang. (*)
Video Oleh Siswowidodo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018