Jakarta (Antaranews Jatim) - Pagelaran Asian Games 2018 di Jakarta memang menawarkan banyak pengalaman, sebab panitia penyelenggara yang tergabung dalam "Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee" (INASGOC) memberikan berbagai suguhan menarik, selain perebutan medali dan pertunjukkan olahraga itu sendiri.
Suguhan itu antara lain pertunjukkan panggung yang menampilkan beberapa artis ibu kota seperti Yovie Nuno, the Changcuters, dan lainnya, serta berbagai lokasi swafoto dengan bonek maskot Asian Games, dan kawasan kuliner khusus kaki.
Khusus untuk kawasan kuliner kaki lima, berbagai suguhan makanan rakyat seperti pisang goreng, lontong sayur, nasi bebek dan menu lainnya semuanya disuguhkan di sini, tinggal memilih mana yang sesuai dengan selera.
Namun ada satu hal yang patut diperhatikan untuk membeli tawaran menu yang ada di kawasan itu, yakni jenis transaksinya wajib menggunakan cara nontunai, meski nominal yang dibeli kecil.
Koordinator Unit II Bisnis Pengembangan dan Minuman Kawasan Senayan, Aep ditemui di Jakarta mengakui penggunaan transaksi nontunai di area pelaksanaan Asian Games 2018 hukumnya wajib, dan hal itu tidak hanya untuk tiket melainkan semua lapak atau kios dan sekecil berapa pun transaksinya.
"Kami memang mewajibkan setiap transaksi menggunakan nontunai, sehingga pengunjung ketika membeli apa pun wajib menggunakan transanksi nontunai atau debit," kata Aep ditemui di kawasan Senayan.
Aep mengatakan, ada sebanyak 220 kios yang terdiri dari kios sponsorship serta kios PKL hasil Binaan koperasi kawasan Senayan yang mangkal atau beroperasi.
Untuk kios binaan koperasi, diakui Aep, awalnya memang sulit menerapkan transaksi nontunai karena selama ini terbiasa menggunakan tunai, bahkan beberapa pedagang dan pembeli sempat merasa kebingungan dalam penggunaannya.
"Masak beli segelas kopi dan gorengan di lapak PKL harus menggunakan debit mas, kan susah," kata Aep, menirukan beberapa pedagang yang awalnya enggan menggunakan transaksi nontunai.
Untuk mengatasi hal itu, Aep mengaku telah melakukan pelatihan sehari sebelumnya, sehingga saat ini beberapa pedagang sudah terbiasa, meski masih ada beberapa pedagang lainnya yang mengaku bingung dalam penggunaanya.
Aep mengatakan, ada tiga bank BUMN yang secara langsung mendukung pelaksanaan pembayaran nontunai di kawasan Senayan, yakni BNI, BRI dan Bank Mandiri.
Ketiga bank itu, kata dia, memberi fasilitas mesin pembayaran nontunai kepada pedagang sebanyak 100 mesin untuk dibagikan setiap unitnya melalui koordinasi Unit II Bisnis Pengembangan dan Minuman Kawasan Senayan.
Salah satu pedagang, Rohman mengakui awalnya penggunaan transaksi nontunai cukup ribet bagi dirinya dan pedagang lainnya, sebab harus mengerti dan bisa mengoperasikan sistem yang ada pada alat pembayaran perbankan.
Meski awalnya ribet, namun setiap pedagang kini mengaku cukup senang karena keuntungannya tidak ada beban membawa uang tunai, serta tanpa harus memikirkan kembalian pada setiap transaksi, sebab setiap perbankan juga tidak menerapkan batasan minimal transaksi di lokasi itu.
Di kawasan Senayan, ada beberapa titik yang menjadi lokasi atau tempat pedagang menjajakan kuliner pada momen Asian Games 2018 yang digelar dari 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang.
Vice Director Revenue Inasgoc Mochtar Sarman mengatakan event Asian Games 2018 juga melibatkan 23 perusahaan dengan 7 di antaranya perusahaan UMKM sebagai pemasok merchandise atau produk resmi Asian Games 2018.
"Produk yang diperlukan banyak sekali mulai dari sepatu, pakaian, suvenir, boneka, makanan dan minuman. Ini semua perlu diperhatikan dari berbagai sisi termasuk kualitas karena ini sebuah kesempatan kita untuk bisa mengekspor produk," katanya.
Asian Games bisa menjadi kesempatan bagi UKM untuk belajar banyak hal termasuk soal tren.
"Kita memberikan masukan-masukan soal tren karena target kita kan milenial, jadi kita harus membuat produk yang instagramable sebab sosial media itu juga berperan penting," katanya.
Ia berharap para pelaku UMKM mau belajar untuk memperhatikan kualitas dan kontinuitas produknya khususnya untuk event Asian Games 2018 dengan target pasar milenial yang menyukai produk-produk yang trendi.
"Ini event terbesar kedua setelah olimpiade, kalau dihitung dari jumlah peserta justru lebih besar, dan kami mengajak pedagang atau yang terlibat di sini untuk menggunakan cara modern nontunai," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Suguhan itu antara lain pertunjukkan panggung yang menampilkan beberapa artis ibu kota seperti Yovie Nuno, the Changcuters, dan lainnya, serta berbagai lokasi swafoto dengan bonek maskot Asian Games, dan kawasan kuliner khusus kaki.
Khusus untuk kawasan kuliner kaki lima, berbagai suguhan makanan rakyat seperti pisang goreng, lontong sayur, nasi bebek dan menu lainnya semuanya disuguhkan di sini, tinggal memilih mana yang sesuai dengan selera.
Namun ada satu hal yang patut diperhatikan untuk membeli tawaran menu yang ada di kawasan itu, yakni jenis transaksinya wajib menggunakan cara nontunai, meski nominal yang dibeli kecil.
Koordinator Unit II Bisnis Pengembangan dan Minuman Kawasan Senayan, Aep ditemui di Jakarta mengakui penggunaan transaksi nontunai di area pelaksanaan Asian Games 2018 hukumnya wajib, dan hal itu tidak hanya untuk tiket melainkan semua lapak atau kios dan sekecil berapa pun transaksinya.
"Kami memang mewajibkan setiap transaksi menggunakan nontunai, sehingga pengunjung ketika membeli apa pun wajib menggunakan transanksi nontunai atau debit," kata Aep ditemui di kawasan Senayan.
Aep mengatakan, ada sebanyak 220 kios yang terdiri dari kios sponsorship serta kios PKL hasil Binaan koperasi kawasan Senayan yang mangkal atau beroperasi.
Untuk kios binaan koperasi, diakui Aep, awalnya memang sulit menerapkan transaksi nontunai karena selama ini terbiasa menggunakan tunai, bahkan beberapa pedagang dan pembeli sempat merasa kebingungan dalam penggunaannya.
"Masak beli segelas kopi dan gorengan di lapak PKL harus menggunakan debit mas, kan susah," kata Aep, menirukan beberapa pedagang yang awalnya enggan menggunakan transaksi nontunai.
Untuk mengatasi hal itu, Aep mengaku telah melakukan pelatihan sehari sebelumnya, sehingga saat ini beberapa pedagang sudah terbiasa, meski masih ada beberapa pedagang lainnya yang mengaku bingung dalam penggunaanya.
Aep mengatakan, ada tiga bank BUMN yang secara langsung mendukung pelaksanaan pembayaran nontunai di kawasan Senayan, yakni BNI, BRI dan Bank Mandiri.
Ketiga bank itu, kata dia, memberi fasilitas mesin pembayaran nontunai kepada pedagang sebanyak 100 mesin untuk dibagikan setiap unitnya melalui koordinasi Unit II Bisnis Pengembangan dan Minuman Kawasan Senayan.
Salah satu pedagang, Rohman mengakui awalnya penggunaan transaksi nontunai cukup ribet bagi dirinya dan pedagang lainnya, sebab harus mengerti dan bisa mengoperasikan sistem yang ada pada alat pembayaran perbankan.
Meski awalnya ribet, namun setiap pedagang kini mengaku cukup senang karena keuntungannya tidak ada beban membawa uang tunai, serta tanpa harus memikirkan kembalian pada setiap transaksi, sebab setiap perbankan juga tidak menerapkan batasan minimal transaksi di lokasi itu.
Di kawasan Senayan, ada beberapa titik yang menjadi lokasi atau tempat pedagang menjajakan kuliner pada momen Asian Games 2018 yang digelar dari 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang.
Vice Director Revenue Inasgoc Mochtar Sarman mengatakan event Asian Games 2018 juga melibatkan 23 perusahaan dengan 7 di antaranya perusahaan UMKM sebagai pemasok merchandise atau produk resmi Asian Games 2018.
"Produk yang diperlukan banyak sekali mulai dari sepatu, pakaian, suvenir, boneka, makanan dan minuman. Ini semua perlu diperhatikan dari berbagai sisi termasuk kualitas karena ini sebuah kesempatan kita untuk bisa mengekspor produk," katanya.
Asian Games bisa menjadi kesempatan bagi UKM untuk belajar banyak hal termasuk soal tren.
"Kita memberikan masukan-masukan soal tren karena target kita kan milenial, jadi kita harus membuat produk yang instagramable sebab sosial media itu juga berperan penting," katanya.
Ia berharap para pelaku UMKM mau belajar untuk memperhatikan kualitas dan kontinuitas produknya khususnya untuk event Asian Games 2018 dengan target pasar milenial yang menyukai produk-produk yang trendi.
"Ini event terbesar kedua setelah olimpiade, kalau dihitung dari jumlah peserta justru lebih besar, dan kami mengajak pedagang atau yang terlibat di sini untuk menggunakan cara modern nontunai," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018