Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyebut koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti berkontribusi serta mampu memajukan perekonomian di wilayah Jatim.

"Ini dibuktikan dengan berbagai fakta yang menunjukkan besarnya kontribusi sektor tersebut bagi kemajuan perekonomian Jatim," ujarnya di sela Pembukaan Koperasi dan UMKM Expo 2018 di Grand City Surabaya, Rabu.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menyampaikan salah satu kontribusi Koperasi dan UMKM Jatim tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi ini, yaitu pertumbuhan pada semester I tahun 2018 mencapai 5,57 persen dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp544,44 triliun.

"Kondisi ini dicapai karena dukungan dari koperasi dan UMKM di Jatim. Dari 31,7 ribu koperasi yang ada di Jatim, dapat menghasilkan volume usaha sebesar Rp13,35 triliun dan SHU sebesar Rp3,35 triliun," ucapnya.

Selain itu, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Jatim juga mengalami peningkatan signifikan, yaitu pada 2012, UMKM mampu berkontribusi terhadap PDRB sebesar 54,98 persen.

"Dengan asumsi ceteris paribus maka kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim pada tahun 2016 sebesar 57,52 persen," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Kemudian, kata dia, UMKM di Jatim juga memberikan kontribusi besar terhadap realisasi penanaman modal, seperti terlihat dari realisasi investasi Jatim pada 2017 sebesar Rp152,39 triliun, sementara pada semester I tahun 2018 sebesar Rp95,95 triliun atau meningkat 22,87 persen dari periode yang sama pada 2017.

Dari data tersebut, lanjut dia, pada 2017 kontribusi PMDN nonfasilitas mencapai 56,34 persen, dan pada semester I tahun 2018 meningkat menjadi 74,36 persen sehingga menandakan UMKM mendominasi PMDN nonfasilitas sekaligus menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jatim di tengah perekonomian global yang dinamis.

Dengan demikian, peningkatan tersebut sejalan dengan melesatnya pertumbuhan UMKM di Jatim yang berdasarkan sensus ekonomi nasional, populasi UMKM Jatim mengalami pertumbuhan signifikan, dari 6,8 juta pada 2012 meningkat jadi 9,59 juta pada 2017.  

"Dari 9,59 juta UMKM tersebut, sebanyak 4,61 juta UMKM di sektor nonpertanian, dan 4,98 juta UMKM di pertanian," ujar Gubernur yang juga seorang politikus tersebut. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018