Gresik (Antaranews Jatim) - Memanfaatkan setiap momen untuk menjadi peluang dan bernilai rupiah adalah salah satu keunggulan insan Indonesia, dan itu hingga kini masih terpelihara dengan baik di berbagai pelosok negeri yang dikenal memiliki keramahan.

Seperti momen Asian Games 2018, meski digelar di Jakarta dan Palembang, namun bagi Ahmad Toni hal itu tidak menjadi masalah untuk tetap bisa memanfaatkan di wilayahnya, yakni Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Toni panggilan akrabnya, sehari-hari berwirausaha membuat kopiah atau songkok di Jalan KH Abdul Karim Gang 14, Kabupaten Gresik.

Pada momen Asian Games 2018 dirinya menyulap hasil produksi songkoknya dengan memberikan warna dan logo bergambar momen olahraga terbesar se-Asia tersebut. 

Alhasil, Toni mampu mengalami peningkatan produksi songkok dari produksi biasanya 40 kodi per tiga bulan menjadi 70 kodi dalam tiga bulan terakhir, karena karyanya langsung dipesan bahkan telah dikirim ke Jakarta untuk memenuhi pesanan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Pak Nahrawi (Menpora) telah memesan sebanyak 510 biji songkok berlogo Asian Games 2018, dan sudah saya kirimkan sebelum tanggal 10 Agustus 2018 kemarin," kata Toni ditemui di Gresik,

Toni menceritakan, awal pembuatan songkok berlogo Asian Games 2018 berasal ketika dirinya bertemu dengan Imam Nahrawi (Menpora) pada suatu acara, dan saat itu hanya menawarkan songkok berlogo Nahdatul Ulama (NU).

"Kebetulan Mas Imam adalah senior saya di kampus, dan saat itu kami hanya menawari membuat songkok berlogo NU," tutur Toni.

Kemudian, muncul ide membuat logo Asian Games 2018 yang juga ditawarkan ke Menpora, dan dari ide itu Menpora awalnya hanya memesan 100 songkok, dan bertambah menjadi 510 songkok untuk dibagikan ke sebagian peserta Asian Games 2018.

Pesanan itu, kata dia, sudah dikirimkan semua ke Jakarta, dan dirinya siap menerima pesanan kembali apabila dirasa kurang bagi peserta dan official olahraga yang kini diikuti sekitar 11.000 atlet serta ofisial tersebut.

Toni mengaku bangga, karena karya yang dibuat dari gang kecil seukuran lebar badan mobil di wilayah Gresik itu telah dikenal di Asia melalui momen olahraga yang diikuti sebanyak 45 negara.

"Saya harap dari acara Asian Games 2018 ini produksi songkok asli Gresik bisa terkenal dan mendunia, dan ke depannya bisa lebih banyak lagi pesanan dari berbagai kalangan," katanya.

Songkok yang dibuat Toni cukup sederhana, dan tidak mengubah bentuk aslinya yang berwarna hitam, namun hanya menambah logo serta tulisan Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang di sudut kiri.

Berlipatnya produksi songkok berlogo Asian Games 2018 dari Kabupaten Gresik diakui Toni membuat dia harus bekerja siang dan malam, bahkan terpaksa merekrut pegawai tambahan untuk mengejar banyaknya pesanan.

Toni mengaku pada hari biasa mampu memproduksi sekitar 1000 songkok per tiga bulan, dan dikerjakan dengan 2 orang pegawai, namun karena adanya momen Asian Games 2018 dirinya menambah lagi dua pegawai, hingga menjadi empat pegawai.

Penambahan ini dikarenakan nominal pemesanan yang cukup banyak dan mempetnya waktu pengiriman, yakni 510 songkok dalam sebulan.

UMKM Gresik

Sementara itu, Kabupaten Gresik selama ini memang dikenal dengan songkoknya yang diproduksi dari Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) wilayah setempat, bahkan pembuatan songkok di wilayah itu merupakan usaha turun menurun.

Toni pun mengakui hal itu, bahwa produknya yang berlabel Roda Mas dengan harga Rp65 ribu itu merupakan usaha yang dirintis oleh orang tuanya, sejak tahun 2008.

"Saya hanya meneruskan saja, sambil mengembangkan dan menjajakan pada toko-toko baru yang tertarik dengan produk songkok saya," katanya.

Selain Toni, beberapa produk songkok yang juga terkenal dari Gresik adalah berlabel Awing yang berasal dari UMKM di Kelurahan Blandongan.

Berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Gresik, total jumlah UMKM di wilayah itu mencapai 181.000 UMKM, dan tersebar di 18 kecamatan dengan sentra UMKM mencapai 141 sentra.

Sentra tersebut, di antaranya berupa sentra sarung tenun, sentra kerupuk, sentra songkok, sentra kerajinan pelepah pisang, sentra kerajinan anyaman rotan dan lainnya.

Wakil Bupati Gresik, M Qosim mengaku, jajarannya juga selalu mendorong promosi produk UMKM di wilayah itu dengan berbagai cara, salah satunya dengan pagelaran Pasar Rakyat setiap tahun.

"Kegiatan itu kami laksanakan secara periodik. Agar para pelaku UMKM memiliki kesempatan untuk mempromosikan produk-produknya kepada masyarakat," katanya.

Selain itu, pemkab setempat juga membantu mematenkan beberapa produk yang dimiliki pelaku UMKM, supaya mampu bersaing di pasar global.

Bantuan itu, sebagai tahap awal untuk memotivasi pelaku UMKM agar merasa sertifikat paten ini sebagai kebutuhan utama. 

"Kalau para pelaku UMKM Gresik ingin maju, dikenal dan mampu bersaing di pasar global, mereka harus punya merk yang dipatenkan, dan hak paten itu untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas, khususnya orientasi ekspor," katanya.(*)

 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018