Probolinggo (Antaranews Jatim) - Produsen ikan asin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengaku kesulitan untuk mendapatkan bahan baku ikan karena cuaca buruk yang terjadi selama beberapa pekan terakhir menyebabkan hasil tangkapan ikan nelayan berkurang.

"Minimnya tangkapan ikan membuat produsen ikan asin kesulitan untuk memproduksi ikan asin karena tidak ada pasokan bahan bakunya," kata Jumuah, salah satu produsen ikan asin di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Senin.

Menurutnya pihaknya berhenti memproduksi selama dua bulan terakhir dan baru mendapatkan ikan lagi pada pekan ini dengan harga yang mahal dan jumlahnya sedikit.

"Saat ini harga ikan segar yang biasanya diasinkan dijual Rp5 ribu per kilogram. Padahal, sebelum masa paceklik ikan, harga bahan baku ikan asin maksimal hanya Rp3 ribu per kilogram. Ikan itu lalu diolah dengan dicampur bumbu rempah dan garam," tuturnya.

Ia mengatakan garam yang dibutuhkan 30 persen dari berat ikan, sehingga dari 4 kilogram ikan segar dapat dijadikan ikan asin kering sekitar 1-2 kilogram yang siap dijual kepada pedagang atau pengepul ikan asin.

Meskipun harga beli ikan segar naik, lanjut dia, pihaknya tidak bisa menaikkan harga jual ikan asinnya karena pengepul ikan asin yang menjadi mitra kerjanya sudah mematok harga jual maksimal ikan asin tersebut.

"Kalau harganya saya naikkan, pengelul ikan asin tidak mau beli, sehingga saya tetap menjualnya Rp40 ribu per kilogram. Padahal, seharusnya harga bisa mencapai Rp60 ribu per kilogram," katanya.

Sekali produksi, lanjut dia, biasanya menghabiskan 1 kuintal ikan segar dan biaya produksi selain bahan baku ikan, pihaknya juga mempekerjakan tenaga kerja sebanyak lima orang dengan masing-masing mendapat upah Rp20 ribu - Rp30 ribu per hari.

"Pada musim paceklik, keuntungan penjualan ikan asin sedikit dan tidak sebesar waktu musim panen ikan. Kadang-kadang kami juga berrhenti produksi kalau bahan bakunya tidak ada," ujarnya

Perairan wilayah Kabupaten Probolinggo saat ini terdampak angin Gending yakni fenomena alam tahunan yanh menyebabkan angin kencang di perairan setempat, sehingga nelayan memilih berhenti melaut dan wilayah perairan Kabupaten Probolinggo lainnya yang tidak terdampak angin Gending ternyata juga tidak bisa berlayar karena gelombang laut tinggi sering datang tiba-tiba. 

Hal tersebut menyebabkan nelayan kurang maksimal mencari ikan dan sebagian nelayan terpaksa libur melaut dan memilih memperbaiki alat tangkapnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018