Surabaya (Antaranews Jatim) - Sejumlah anggota Panitia Khusus Perubahan Nama Jalan DPRD Kota Surabaya mengunjungi kawasan Gunungsari, Surabaya, Jatim yang sebagian jalannya akan berganti nama Siliwangi, Jumat.
"Jalan yang akan dibubah namanya sekitar 500 meter yakni mulai pintu masuk tol jalan Mastrip sampai rolak Gunungsari. Cuma itu saja yang diubah, selainnya tetap Jalan Gunungsari sehingga tidak berdampak pada administrasi kependudukan warga," kata Wakil Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan DPRD Surabaya Agustin Poliana saat melakukan kunjungan di kawasan Gunungsari.
Adapun anggota pansus yang melakukan kunjungan yakni Agustin Poliana, Junaedi dan Reni Astuti. Kunjungan tersebut juga didampingi Kabag Hukum Pemkot Surabaya dan sejumlah staf dari Dinas Pemukiman Rakyat, Tata Kota dan Cipta Karya Pemkot Surabaya.
Sedangkan untuk perubahan nama sebagain Jalan Dinoyo menjadi Sunda, Agustin mengatakan tidak ada masalah karena warga sudah sepakat semua namanya diubah.
"Ada sekitar 35 KK (kepala keluarga) Jalan Dinoyo yang terkena dampak perubahan nama jalan. Namun semuanya sudah sepakat dan menyetujui," ujar politisi PDIP ini.
Hal sama juga dikatakan anggota pansus lainnya, Junaedi. Ia mengatakan Jalan Gunungsari akan tetap ada yakni mulai dari depan Jalan Yani Golf 1 (atau depan Bumi Marinir Gunungsari) sampai Joyoboyo. Batas tetengernya adalah bangunan bersejarah di Yani Golf.
"Kita kurangi panjang Jalan Gunungsari yang akan diubah namanya nanti. Ini juga telah dikonsultasikan ke Pemprov Jatim," ujar politisi Partai Demokrat ini.
Sementara itu, ratusan warga menggelar demonstrasi di gedung DPRD Surabaya, Jumat, menolak perubahan nama Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo yang akan disahkan oleh DPRD Surabaya pada Sabtu (11/8).
"Sebetulnya kita ini adalah penerus perjuangan para pahlawan. Tapi atas adanya perubahan nama jalan ini cukup memalukan," kata salah seorang mantan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Marbai saat orasi di gedung DPRD Surabaya.
Menurut dia, pihaknya menyayangkan sikap DPRD Surabaya yang tidak mengakomodir warga yang menolak adanya perubahan nama Jalan Jalan Gunungsari menjadi Siliwangi.
Padahal, lanjut dia, jalan tersebut memiliki sejarah yang melekat di kalangan warga Surabaya sejak dahulu. Bahkan pada1980, pernah muncul wacana penggantian nama jalan Gunung Sari, namun akhirnya juga gagal.
"Apakah bapak-bapak dewan tidak memikirkan jerih payah perjuangan para pahlawan dahulu. Kami minta DPRD Surabaya tidak mengesahkan perubahan nama jalan itu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Jalan yang akan dibubah namanya sekitar 500 meter yakni mulai pintu masuk tol jalan Mastrip sampai rolak Gunungsari. Cuma itu saja yang diubah, selainnya tetap Jalan Gunungsari sehingga tidak berdampak pada administrasi kependudukan warga," kata Wakil Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan DPRD Surabaya Agustin Poliana saat melakukan kunjungan di kawasan Gunungsari.
Adapun anggota pansus yang melakukan kunjungan yakni Agustin Poliana, Junaedi dan Reni Astuti. Kunjungan tersebut juga didampingi Kabag Hukum Pemkot Surabaya dan sejumlah staf dari Dinas Pemukiman Rakyat, Tata Kota dan Cipta Karya Pemkot Surabaya.
Sedangkan untuk perubahan nama sebagain Jalan Dinoyo menjadi Sunda, Agustin mengatakan tidak ada masalah karena warga sudah sepakat semua namanya diubah.
"Ada sekitar 35 KK (kepala keluarga) Jalan Dinoyo yang terkena dampak perubahan nama jalan. Namun semuanya sudah sepakat dan menyetujui," ujar politisi PDIP ini.
Hal sama juga dikatakan anggota pansus lainnya, Junaedi. Ia mengatakan Jalan Gunungsari akan tetap ada yakni mulai dari depan Jalan Yani Golf 1 (atau depan Bumi Marinir Gunungsari) sampai Joyoboyo. Batas tetengernya adalah bangunan bersejarah di Yani Golf.
"Kita kurangi panjang Jalan Gunungsari yang akan diubah namanya nanti. Ini juga telah dikonsultasikan ke Pemprov Jatim," ujar politisi Partai Demokrat ini.
Sementara itu, ratusan warga menggelar demonstrasi di gedung DPRD Surabaya, Jumat, menolak perubahan nama Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo yang akan disahkan oleh DPRD Surabaya pada Sabtu (11/8).
"Sebetulnya kita ini adalah penerus perjuangan para pahlawan. Tapi atas adanya perubahan nama jalan ini cukup memalukan," kata salah seorang mantan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Marbai saat orasi di gedung DPRD Surabaya.
Menurut dia, pihaknya menyayangkan sikap DPRD Surabaya yang tidak mengakomodir warga yang menolak adanya perubahan nama Jalan Jalan Gunungsari menjadi Siliwangi.
Padahal, lanjut dia, jalan tersebut memiliki sejarah yang melekat di kalangan warga Surabaya sejak dahulu. Bahkan pada1980, pernah muncul wacana penggantian nama jalan Gunung Sari, namun akhirnya juga gagal.
"Apakah bapak-bapak dewan tidak memikirkan jerih payah perjuangan para pahlawan dahulu. Kami minta DPRD Surabaya tidak mengesahkan perubahan nama jalan itu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018