Madiun (Antaranews Jatim) - Pemberian vaksin atau imunisasi difteri secara serentak melalui gerakan 'Outbreak Respons Immunization' (ORI) untuk putaran kedua pada bulan Juli dan Agustus 2018 oleh Pemerintah Kabupaten Madiun menyasar sebanyak 163.489 anak di wilayah setempat.
"Jumlah sasaran sebanyak 163.489 anak tersebut berada di rentang usia 1 hingga 19 tahun," ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Kamis.
Menurut dia, rentang usia yang diimunisasi hanya 1 hingga 19 tahun karena dinilai kekebalan tubuhnya masih lemah terhadap toksin difteri yang dibawa oleh bakteri difteri.
Sama seperti saat putaran pertama, tujuan dari kegiatan ORI agar anak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri yang dapat menyebabkan kematian.
"Untuk pelaksanaannya juga sama, yakni diberikan di puskesmas-puskesmas, posyandu, klinik kesehatan atau pusat pelayanan kesehatan yang lain, serta sekolah," kata dia.
Ia menjelaskan, ORI itu dilakukan tiga kali. Putaran pertama sudah pada bulan Februari-Maret. Saat ini putaran kedua yang berlangsung Juli-Agustus, dan putaran ketiga pada November-Desember mendatang.
Dinkes Kabupaten Madiun menargetkan pemberian vaksin difteri putaran kedua kali ini dapat lebih tinggi dari putaran pertama. Dimana pada putaran pertama Dinkes Kabupaten Madiun mampu mencapai persentase sebesar 90 persen dari jumlah sasaran yang ditetapkan.
Ia menambahkan, penyakit difteri sangat mudah menular. Ada dua cara penularan penyakit ini, yakni melalui percikan ludah dan sentuhan.
Karena itu, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Di antaranya tidak meludah sembarangan, rajin cuci tangan, makan makanan bergizi, dan hidup sehat lainnya.
Pihaknya berharap, dengan pelaksanaan ORI, kasus difteri di Kabupaten Madiun dapat hilang. Untuk itu pihaknya meminta warga mendukung pelaksanaan ORI tersebut. Para orang tua diminta aktif membawa anaknya ke posyandu dan lokasi layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan vaksin difteri.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat, pada tahun 2017 telah ditemukan dua kasus diduga atau `suspect` difteri d wilayahnya. Dua kasus tersebut antara lain, satu kasus terjadi di wilayah Kebonsari pada bulan Januari 2017 dan satu kasus lainnya terjadi di Saradan pada Desember 2017.
Sedangkan di tahun 2018, pada Januari lalu telah ada sebanyak sembilan warga Kabupaten Madiun yang suspect difteri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Jumlah sasaran sebanyak 163.489 anak tersebut berada di rentang usia 1 hingga 19 tahun," ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Kamis.
Menurut dia, rentang usia yang diimunisasi hanya 1 hingga 19 tahun karena dinilai kekebalan tubuhnya masih lemah terhadap toksin difteri yang dibawa oleh bakteri difteri.
Sama seperti saat putaran pertama, tujuan dari kegiatan ORI agar anak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri yang dapat menyebabkan kematian.
"Untuk pelaksanaannya juga sama, yakni diberikan di puskesmas-puskesmas, posyandu, klinik kesehatan atau pusat pelayanan kesehatan yang lain, serta sekolah," kata dia.
Ia menjelaskan, ORI itu dilakukan tiga kali. Putaran pertama sudah pada bulan Februari-Maret. Saat ini putaran kedua yang berlangsung Juli-Agustus, dan putaran ketiga pada November-Desember mendatang.
Dinkes Kabupaten Madiun menargetkan pemberian vaksin difteri putaran kedua kali ini dapat lebih tinggi dari putaran pertama. Dimana pada putaran pertama Dinkes Kabupaten Madiun mampu mencapai persentase sebesar 90 persen dari jumlah sasaran yang ditetapkan.
Ia menambahkan, penyakit difteri sangat mudah menular. Ada dua cara penularan penyakit ini, yakni melalui percikan ludah dan sentuhan.
Karena itu, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Di antaranya tidak meludah sembarangan, rajin cuci tangan, makan makanan bergizi, dan hidup sehat lainnya.
Pihaknya berharap, dengan pelaksanaan ORI, kasus difteri di Kabupaten Madiun dapat hilang. Untuk itu pihaknya meminta warga mendukung pelaksanaan ORI tersebut. Para orang tua diminta aktif membawa anaknya ke posyandu dan lokasi layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan vaksin difteri.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat, pada tahun 2017 telah ditemukan dua kasus diduga atau `suspect` difteri d wilayahnya. Dua kasus tersebut antara lain, satu kasus terjadi di wilayah Kebonsari pada bulan Januari 2017 dan satu kasus lainnya terjadi di Saradan pada Desember 2017.
Sedangkan di tahun 2018, pada Januari lalu telah ada sebanyak sembilan warga Kabupaten Madiun yang suspect difteri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018