Bogor (Antaranews jatim) - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (purn) TNI AM Hendropriyono memberikan prediksinya soal pemenang pada penyelenggaraan Pemilihan Presiden 2019.

"Saya sudah pernah sampaikan kalau pemikiran yang cerdas dan pasti menang pada Pilpres itu ialah pasangan dari kalangan nasionalis, agama dan ekonomi bisnis," kata Hendropriyono usai menghadiri pengukuhan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan sebagai Guru Besar intelijen oleh senat guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), di Kampus STIN, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Kalau ada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari kalangan nasionalis, agama dan ekonomi, maka Hendropriyono memprediksi akan memenangkan Pilpres 2019.

Namun demikian, Hendropriyono enggan membeberkan nama calon pendamping petahana, Joko Widodo (Jokowi). Nama itu masih menjadi rahasia.

"Saya tidak bisa ngomong soal itu (cawapres). Yang putusin beliau (Jokowi)," kata Hendropriyono.

Guru Besar STIN bidang Filsafat Intelijen ini menyebutkan siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden akan menghadapi tantangan yang berat ke depan.

Tantangan tersebut adalah adanya ancaman disintegrasi sentral yang dapat mengganggu ideologi bangsa Pancasila.

"Ancaman tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun 1989, di mana terjadi di Uni Soviet, di mana ideologi komunis diganti. Sehingga menyebabkan negara Uni Soviet pecah," tutur mantan Ketua Umum PKPI ini.

Hal itu juga dapat terjadi di Indonesia dengan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

"Itu lah yang menjadi ancaman untuk Indonesia saat ini. Yang penting jangan di otak-atik filsafat bangsa kita, Pancasila. Ancaman terorisme itu kecil ketimbang disintegrasi sentral karena pusatnya yang akan rontok," tegas Hendropriyono.(*)

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018