Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur IX (Bojonegoro dan Tuban) Satya Widya Yudha mengatakan akan mengawal dan memastikan program "diseminasi teknologi" harus bisa diterapkan masyarakat di perdesaan.
"Program strategis demikian harus tepat sasaran dan tepat guna. Jadi, tugas saya sebagai wakil rakyat di Dapil Jatim IX ini mengawal agar benar-benar programnya sampai di masyarakat yang membutuhkan," kata dia di Bojonegoro, Selasa.
Berbicara dalam pelatihan Diseminasi Teknologi Peternakan Sapi bermitra dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Ristek di Desa Gajah, Kecamatan Baureno, ia menjelaskan .
Menurut dia, program strategis dari Pemerintah pusat harus dikawal sehingga implementasinya benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di pedesaan yang membutuhkan.
Hal ini sebagai wujud visi Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari desa dengan mengutamakan azas pemerataan dan keadilan sosial.
"Program diseminasi dari BPPT ini merupakan bagian dari amanah saya ketika masih menjadi Pimpinan di Komisi VII DPR RI," ucap dia yang juga Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi Partai Golkar.
Ia mengapresiasi usaha BPPT yang bisa melaksanakan program ini di Bojonegoro, yang memiliki potensi sumber daya peternakan cukup besar.
Disebutkan bahwa masih kurangnya implementasi program-program strategis kemasyarakatan dari Pemerintah adalah kendala anggaran yang terbatas dalam setiap APBN.
"Dukungan anggaran kepada kementerian-kementerian yang mempunyai program strategis kemasyarakatan harus dimaksimalkan," ucapnya.
Kabag Program dan Anggaran BPPT Kemenristek M. Nasir Rofiq optimistis bahwa dengan adanya pelatihan "diseminasi teknologi" peternakan sapi akan mampu meningkatkan pertumbuhan konsumsi daging sapi nasional.
"Defisit daging sapi yang paling tinggi terjadi pada 2015 yaitu 89,18 ribu ton. Defisit tersebut menjadikan peluang untuk terus meningkatkan pengembangan budidaya sapi potong khususnya pada skala rumah tangga," katnaya.
Sebab, lanjut dia, program usaha peningkatan ternak skala rumah tangga, membawa perubahan yang signifikan terutama bagi peternak.
"Bisnis ternak sapi potong skala rumah tangga telah marak digerakkan dengan cara konvensional, peternak sapi potong kelas rumah tangga mampu mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang memadai," tuturnya.
Ia menambahkan Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi peningkatan populasi ternak sapi potong karena mempunyai potensi sumber bahan baku yang cukup besar. Hadir juga Kades Gajah Mahyun serta Sekretaris Camat Baureno Afan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Program strategis demikian harus tepat sasaran dan tepat guna. Jadi, tugas saya sebagai wakil rakyat di Dapil Jatim IX ini mengawal agar benar-benar programnya sampai di masyarakat yang membutuhkan," kata dia di Bojonegoro, Selasa.
Berbicara dalam pelatihan Diseminasi Teknologi Peternakan Sapi bermitra dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Ristek di Desa Gajah, Kecamatan Baureno, ia menjelaskan .
Menurut dia, program strategis dari Pemerintah pusat harus dikawal sehingga implementasinya benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di pedesaan yang membutuhkan.
Hal ini sebagai wujud visi Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari desa dengan mengutamakan azas pemerataan dan keadilan sosial.
"Program diseminasi dari BPPT ini merupakan bagian dari amanah saya ketika masih menjadi Pimpinan di Komisi VII DPR RI," ucap dia yang juga Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi Partai Golkar.
Ia mengapresiasi usaha BPPT yang bisa melaksanakan program ini di Bojonegoro, yang memiliki potensi sumber daya peternakan cukup besar.
Disebutkan bahwa masih kurangnya implementasi program-program strategis kemasyarakatan dari Pemerintah adalah kendala anggaran yang terbatas dalam setiap APBN.
"Dukungan anggaran kepada kementerian-kementerian yang mempunyai program strategis kemasyarakatan harus dimaksimalkan," ucapnya.
Kabag Program dan Anggaran BPPT Kemenristek M. Nasir Rofiq optimistis bahwa dengan adanya pelatihan "diseminasi teknologi" peternakan sapi akan mampu meningkatkan pertumbuhan konsumsi daging sapi nasional.
"Defisit daging sapi yang paling tinggi terjadi pada 2015 yaitu 89,18 ribu ton. Defisit tersebut menjadikan peluang untuk terus meningkatkan pengembangan budidaya sapi potong khususnya pada skala rumah tangga," katnaya.
Sebab, lanjut dia, program usaha peningkatan ternak skala rumah tangga, membawa perubahan yang signifikan terutama bagi peternak.
"Bisnis ternak sapi potong skala rumah tangga telah marak digerakkan dengan cara konvensional, peternak sapi potong kelas rumah tangga mampu mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang memadai," tuturnya.
Ia menambahkan Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi peningkatan populasi ternak sapi potong karena mempunyai potensi sumber bahan baku yang cukup besar. Hadir juga Kades Gajah Mahyun serta Sekretaris Camat Baureno Afan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018