Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan baru empat kontraktor yang bekerja di proyek pengembangan lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) melaporkankebut terkait kebutuhan tenaga kerja.

"Baru ada empat kontraktor yang melapor terkait kebutuhan tenaga kerja. Itupun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga minim," kata Kepala Bidang Joko Santoso, di Bojonegoro, Senin.

Ia mengaku tidak hapal satu persatu nama kontraktor yang merupakan sub kontraktor yang sudah mulai bekerja di proyek gas JTB, tapi salah satunya PT Yasa Industri Nusantara (YIN) Jakarta.

"Sesuai laporan yang pernah kami terima PT YIN pernah merekrut lima tenaga kerja, bulan lalu," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya menyatakan tidak tahu duduk permasalahan pastinya kalau kemudian terjadi unjuk rasa warga yang menuntut PT YIN dalam merekrut tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja lokal.

"PT YIN sebelum ini tidak pernah berkoordinasi dengan kecamatan juga pihak desa terkait proses rekrutmen tenaga kerja," kata Camat Ngasem, Bojonegoro Machmudin menegaskan.

Oleh karena itu, lanjut dia, pada 26 Juli ratusan warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, menggelar demo menuntut PT YIN melakukan sosialisasi terkait pekerjaan di proyek pengembangan gas JTB dengan operator Pertamina EP Cepu (PEPC).

Menanggapi demo warga, menurut dia, kemudian dilakukan musyawarah yang dihadiri perwakilan warga pendemo, juga jajaran PT Rekaya Industri Japan Gas Coproration-Japan Gas Corporation Indonesia (RJJ) , PT Swadaya Graha (SWG), dan PT YIN.

"PT YIN berjanji akan melakukan sosialisasi terkait tenaga kerja juga pengadaan barang dan jasa kepada warga Bandungrejo, pada 30 Juli," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, PT YIN juga berjanji akan melaporkan jadwal proses rekrutmen tenaga kerja juga yang lainnya kepada warga.

Pada kesempatan itu juga disepakati bahwa program "Corporate Social Responsibility" (CSR) dalam pengembangan proyek lapangan gas JTB akan segera direalisasikan, termasuk penyelesaian berbagai permasalahan desa antara lain, penggurukan lapangan sepak bola.

"Tapi sampai hari ini kami  belum menerima jadwal dari PT YIN," ujarnya.

Proyek unititasi pengembangan gas JTB diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.

Proyek dengan  dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)









 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018