Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) terpilih Khofifah Indar Parawansa menyiapkan pendanaan dari Kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk pengembangan pembangunan wilayah di Provinsi Jatim.
"Karena kita tidak mungkin melakukan pembangunan hanya mengandalkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Provinsi Jatim," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Pendanaan KPBU ini, menurut dia, pernah diterapkannya dalam berbagai proyek di Kementerian Sosial saat dirinya menjabat Menteri Sosial dan nanti akan diterapkannya di Jatim setelah dilantik menjadi Gubernur Jatim.
Sesuai dengan yang dijanjikan selama masa kampanye, Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu menegaskan akan memprioritaskan pembangunan di wilayah selatan Provinsi Jatim, yang dinilai masih jauh tertinggal dibanding dengan wilayah Jatim lainnya.
"Hari ini kita harus berpihak pada pelayansan pembangunan di wilayah selatan Jatim. Jangan ada rasa pembangunan di wilayah utara nantinya akan dikalahkan oleh pembangunan di wilayah selatan. Tidak ada yang dikalahkan. Semuanya harus berseiring," katanya, menegaskan.
Selain itu, dia menandaskan, seperti yang pernah diungkapkan selama masa kampanye, prioritas pembangunan lainnya yang akan dilakukan adalah di wilayah Madura dan kepulauan.
"Kiai dan tokoh masyarakat setempat harus menjadi garda terdepan suksesnya pengembangan pembangunan di wilayah Madura dan kepulauan," ucapnya.
Tak cuma itu, Khofifah menyebut pekerjaan rumah terbesarnya nanti ketika sudah dilantik menjadi Gubernur Jatim adalah mengatasi ketimpangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.
"Untuk itu saya mengajak semua elemen masyarakat, mari bersama-sama mengatasi ketimpangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan di Provinsi Jatim," katanya.
Khofifah berharap, selama kepemimpinannya lima tahun ke depan, Jawa Timur dapat menjadi model pembangunan di Indonesia.
"Dua pekan lalu saya sudah bentuk Tim Navigasi Program yang tugasnya adalah menajamkan pengayaan sinkronisasi program dengan proses yang ingin kita bangun," ucapnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada 24 Juli lalu menetapkan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim dan pasangannya, Emil Elestianto Dardak, sebagai Wakil Gubernur Jatim setelah dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di provinsi setempat.
Pasangan nomor urut 1 yang diusung oleh koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN dan Nasdem itu dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Jatim 2018, setelah dalam rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi ditetapkan memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, yang diusung koalisi PDIP, PKB, PKS dan Gerindra, memperoleh 9.076.014 suara atau 46,5 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Karena kita tidak mungkin melakukan pembangunan hanya mengandalkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Provinsi Jatim," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Pendanaan KPBU ini, menurut dia, pernah diterapkannya dalam berbagai proyek di Kementerian Sosial saat dirinya menjabat Menteri Sosial dan nanti akan diterapkannya di Jatim setelah dilantik menjadi Gubernur Jatim.
Sesuai dengan yang dijanjikan selama masa kampanye, Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu menegaskan akan memprioritaskan pembangunan di wilayah selatan Provinsi Jatim, yang dinilai masih jauh tertinggal dibanding dengan wilayah Jatim lainnya.
"Hari ini kita harus berpihak pada pelayansan pembangunan di wilayah selatan Jatim. Jangan ada rasa pembangunan di wilayah utara nantinya akan dikalahkan oleh pembangunan di wilayah selatan. Tidak ada yang dikalahkan. Semuanya harus berseiring," katanya, menegaskan.
Selain itu, dia menandaskan, seperti yang pernah diungkapkan selama masa kampanye, prioritas pembangunan lainnya yang akan dilakukan adalah di wilayah Madura dan kepulauan.
"Kiai dan tokoh masyarakat setempat harus menjadi garda terdepan suksesnya pengembangan pembangunan di wilayah Madura dan kepulauan," ucapnya.
Tak cuma itu, Khofifah menyebut pekerjaan rumah terbesarnya nanti ketika sudah dilantik menjadi Gubernur Jatim adalah mengatasi ketimpangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.
"Untuk itu saya mengajak semua elemen masyarakat, mari bersama-sama mengatasi ketimpangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan di Provinsi Jatim," katanya.
Khofifah berharap, selama kepemimpinannya lima tahun ke depan, Jawa Timur dapat menjadi model pembangunan di Indonesia.
"Dua pekan lalu saya sudah bentuk Tim Navigasi Program yang tugasnya adalah menajamkan pengayaan sinkronisasi program dengan proses yang ingin kita bangun," ucapnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada 24 Juli lalu menetapkan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim dan pasangannya, Emil Elestianto Dardak, sebagai Wakil Gubernur Jatim setelah dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di provinsi setempat.
Pasangan nomor urut 1 yang diusung oleh koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN dan Nasdem itu dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Jatim 2018, setelah dalam rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi ditetapkan memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, yang diusung koalisi PDIP, PKB, PKS dan Gerindra, memperoleh 9.076.014 suara atau 46,5 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018