Surabaya (Antaranews Jatim) - Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Titik Taufikurohmah menciptakan kosmetik dari teknologi Nanogold guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap kosmetik bermerkuri.
Prof Titik saat ditemui di Surabaya, Selasa mengatakan latar belakang dirinya menciptakan kosmetik itu karena banyaknya peredaran kosmetik mengandung bahan berbahaya yakni hidrokuinon dan merkuri.
"Penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya tidak konsisten dalam pemakaian bisa menimbulkan wajah kusam, jerawat, flek hitam itulah efek dari kosmetik mengandung merkuri," kata Titik.
Dia menambahkan, bahaya yang akan didapat oleh pengguna akan berimbas pada organ reproduksi yang dapat menebabkan aborsi. Untuk orang hamil dan menyusuiu penggunaan harus dihentikan.
"Produk Nanogold merupakan solusi bagi masyarakat yang pernah menjadi korban pemakaian kosmetik mengandung bahan berbahaya," katanya.
Selain itu, teknologi Nanogold dimaksudkan untuk mengaplikasikan budaya leluhur yaitu susuk emas. Dari situ, Titik ingin tahu dari segi ilmiah mengenai susuk emas.
Dia menjelaskan, saat penelitian doktoralnya, emas dalam bentuk susuk masuk dalam jaringan kulit akan terlibrasi atau terbebaskan menjadi partikel kecil yang isinya kumpulan atom emas antara 1-106 inilah yang beraktivitas.
"Sehingga benar susuk emas itu membuat orang sehat itu betul. Teknologi dari susuk emas ada teknologi nano material ini bisa saya wujudkan di lab sehingga tak perlu lagi menusukkan jarum emas ke dalam kulit atau jaringan. material nano tinggal di masukkan di obat kosmetik," ujarnya.
Teknologi Nanogold, lanjut Titik hingga saat ini belum ada dampak negatifnya. Emas yang ada dalam tubuh akan mudah menjadi AU plus 1.
AU plus 1 inilah yang sesungguhnya berinteraksi dengan enzim menjadi co-enzim di dalam berbagai reaksi metabolisme tubuh terutama untuk penyakit rematik arteritis itu AU plus 1 langsung menggandeng racun sianida hasil metebolisme dari rematik arteritis.
"Sempat mendapatkan kendala yakni penerimaan masyarakat pada awal penciptaan kosmetik itu. Masyarakat ingin cantik dengan instan, kita menyadarkan agar tidak memakai material berbahaya," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Prof Titik saat ditemui di Surabaya, Selasa mengatakan latar belakang dirinya menciptakan kosmetik itu karena banyaknya peredaran kosmetik mengandung bahan berbahaya yakni hidrokuinon dan merkuri.
"Penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya tidak konsisten dalam pemakaian bisa menimbulkan wajah kusam, jerawat, flek hitam itulah efek dari kosmetik mengandung merkuri," kata Titik.
Dia menambahkan, bahaya yang akan didapat oleh pengguna akan berimbas pada organ reproduksi yang dapat menebabkan aborsi. Untuk orang hamil dan menyusuiu penggunaan harus dihentikan.
"Produk Nanogold merupakan solusi bagi masyarakat yang pernah menjadi korban pemakaian kosmetik mengandung bahan berbahaya," katanya.
Selain itu, teknologi Nanogold dimaksudkan untuk mengaplikasikan budaya leluhur yaitu susuk emas. Dari situ, Titik ingin tahu dari segi ilmiah mengenai susuk emas.
Dia menjelaskan, saat penelitian doktoralnya, emas dalam bentuk susuk masuk dalam jaringan kulit akan terlibrasi atau terbebaskan menjadi partikel kecil yang isinya kumpulan atom emas antara 1-106 inilah yang beraktivitas.
"Sehingga benar susuk emas itu membuat orang sehat itu betul. Teknologi dari susuk emas ada teknologi nano material ini bisa saya wujudkan di lab sehingga tak perlu lagi menusukkan jarum emas ke dalam kulit atau jaringan. material nano tinggal di masukkan di obat kosmetik," ujarnya.
Teknologi Nanogold, lanjut Titik hingga saat ini belum ada dampak negatifnya. Emas yang ada dalam tubuh akan mudah menjadi AU plus 1.
AU plus 1 inilah yang sesungguhnya berinteraksi dengan enzim menjadi co-enzim di dalam berbagai reaksi metabolisme tubuh terutama untuk penyakit rematik arteritis itu AU plus 1 langsung menggandeng racun sianida hasil metebolisme dari rematik arteritis.
"Sempat mendapatkan kendala yakni penerimaan masyarakat pada awal penciptaan kosmetik itu. Masyarakat ingin cantik dengan instan, kita menyadarkan agar tidak memakai material berbahaya," ucapnya.(*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018