Surabaya (Antaranews Jatim) - Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (MA IPNU) Jawa Timur merekomendasikan mantan Ketua IPNU Jatim K.H. Hamid Wahid (Gus Hamid) untuk maju dalam Konferensi Wilayah Nahdatul Ulama Jatim yang akan digelar di Lirboyo, Kediri pada 28-29 Juli 2018.
Wakil Ketua MA IPNU Jatim Sudarsono Rahman, di Surabaya, Selasa, mengatakan pihaknya mendorong NU Jatim untuk memprioritaskan kaderisasi dan IPNU adalah organisasi kader di lingkungan NU.
"Apalagi Gus Hamid adalah santri, intelektual, dan putra kiai," katanya.
Dalam Halalbihalal yang dihadiri kader IPNU lintas generasi, lintas parpol, dan lintas profesi pada 21 Juli 2018, Sudarsono yang juga mantan Ketua PW IPNU Jatim itu mengemukakan rekomendasi itu terkait rencana Konferwil PWNU Jatim di Lirboyo.
Menurut Sudarsono yang juga politikus itu, kaderisasi merupakan hal yang penting untuk kesinambungan organisasi dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia/kader, karena itu kaderisasi hendaknya diprioritaskan NU untuk kepentingan strategis.
"IPNU sebenarnya tidak kekurangan kader, bahkan K.H. Agus Ali Masyhuri yang kini masuk jajaran Rois Syuriah PWNU Jatim adalah alumni IPNU Sidoarjo, lalu Gus Hamid Wahid yang mantan Ketua PW IPNU Jatim dan Nawardi yang di DPD RI juga mantan pengurus IPNU Jatim," katanya.
Selain merangkul kader-kader IPNU dalam kepengurusan PWNU Jatim guna menggerakkan kaderisasi itu, lanjut dia, hal yang juga penting untuk kaderisasi adalah PWNU melakukan tradisi periodesasi ketua syuriah-tanfidziyah dalam dua kali periode semata.
Hingga kini, kata dia, informasi yang beredar tentang calon pimpinan PWNU Jatim dari jajaran tanfidziyah antara lain K.H. Mutawakkil Alallah (petahana), K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang), Ketua PCNU Kota Surabaya Muhibbin Zuhri dan Sekretaris PWNU Jatim Prof. Akhmad Muzakki.
"Gus Abdul Hamid Wahid adalah Rektor Universitas Nurul Jadid (UNJ) Paiton Probolinggo dan juga Putra Almagfurloh K.H. Abdul Wahid Zaini. Jadi sangat layak memimpin PWNU Jatim, apalagi beliau juga memiliki rekam jejak yang cukup bagus sebagai Ketua IPNU Jatim dan Wakil Bendahara PBNU," katanya.
Dalam Halalbihalal MA IPNU yang juga dihadiri Nawardi (DPD RI) itu, MA IPNU Jatim juga mengusulkan Konferensi Wilayah NU Jatim di Lirboyo untuk membentuk "Komite Politisi NU".
Komite tersebut untuk mewadahi kepentingan politik praktis bagi warga NU, sehingga NU sebagai organisasi tidak terseret arus pilkada/pemilu, karena NU juga sudah memiliki banyak kader politikus.
Selain itu, lanjut dia, alumni IPNU juga merancang Graha Pelajar dengan cara meminta support NU serta cara menggalang support alumni IPNU se-Jatim. Graha pelajar guna pemetaan dan penataan potensi alumni untuk NU, sekaligus guna pemberdayaan alumni untuk pengembangan profesi.
Untuk itu, Sudarsono meminta Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami yang segera mengakhiri jabatan dalam Konperensi Wilayah XXII IPNU Jatim di Banyuwangi pada 3-4 Agustus 2018 untuk menjaga soliditas kader.
"Sesama kader itu tidak boleh saling membuang, karena kita ber-IPNU itu ingin diakui sebagai santri Mbah Hasyim Asyari (Pendiri NU)," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Wakil Ketua MA IPNU Jatim Sudarsono Rahman, di Surabaya, Selasa, mengatakan pihaknya mendorong NU Jatim untuk memprioritaskan kaderisasi dan IPNU adalah organisasi kader di lingkungan NU.
"Apalagi Gus Hamid adalah santri, intelektual, dan putra kiai," katanya.
Dalam Halalbihalal yang dihadiri kader IPNU lintas generasi, lintas parpol, dan lintas profesi pada 21 Juli 2018, Sudarsono yang juga mantan Ketua PW IPNU Jatim itu mengemukakan rekomendasi itu terkait rencana Konferwil PWNU Jatim di Lirboyo.
Menurut Sudarsono yang juga politikus itu, kaderisasi merupakan hal yang penting untuk kesinambungan organisasi dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia/kader, karena itu kaderisasi hendaknya diprioritaskan NU untuk kepentingan strategis.
"IPNU sebenarnya tidak kekurangan kader, bahkan K.H. Agus Ali Masyhuri yang kini masuk jajaran Rois Syuriah PWNU Jatim adalah alumni IPNU Sidoarjo, lalu Gus Hamid Wahid yang mantan Ketua PW IPNU Jatim dan Nawardi yang di DPD RI juga mantan pengurus IPNU Jatim," katanya.
Selain merangkul kader-kader IPNU dalam kepengurusan PWNU Jatim guna menggerakkan kaderisasi itu, lanjut dia, hal yang juga penting untuk kaderisasi adalah PWNU melakukan tradisi periodesasi ketua syuriah-tanfidziyah dalam dua kali periode semata.
Hingga kini, kata dia, informasi yang beredar tentang calon pimpinan PWNU Jatim dari jajaran tanfidziyah antara lain K.H. Mutawakkil Alallah (petahana), K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang), Ketua PCNU Kota Surabaya Muhibbin Zuhri dan Sekretaris PWNU Jatim Prof. Akhmad Muzakki.
"Gus Abdul Hamid Wahid adalah Rektor Universitas Nurul Jadid (UNJ) Paiton Probolinggo dan juga Putra Almagfurloh K.H. Abdul Wahid Zaini. Jadi sangat layak memimpin PWNU Jatim, apalagi beliau juga memiliki rekam jejak yang cukup bagus sebagai Ketua IPNU Jatim dan Wakil Bendahara PBNU," katanya.
Dalam Halalbihalal MA IPNU yang juga dihadiri Nawardi (DPD RI) itu, MA IPNU Jatim juga mengusulkan Konferensi Wilayah NU Jatim di Lirboyo untuk membentuk "Komite Politisi NU".
Komite tersebut untuk mewadahi kepentingan politik praktis bagi warga NU, sehingga NU sebagai organisasi tidak terseret arus pilkada/pemilu, karena NU juga sudah memiliki banyak kader politikus.
Selain itu, lanjut dia, alumni IPNU juga merancang Graha Pelajar dengan cara meminta support NU serta cara menggalang support alumni IPNU se-Jatim. Graha pelajar guna pemetaan dan penataan potensi alumni untuk NU, sekaligus guna pemberdayaan alumni untuk pengembangan profesi.
Untuk itu, Sudarsono meminta Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami yang segera mengakhiri jabatan dalam Konperensi Wilayah XXII IPNU Jatim di Banyuwangi pada 3-4 Agustus 2018 untuk menjaga soliditas kader.
"Sesama kader itu tidak boleh saling membuang, karena kita ber-IPNU itu ingin diakui sebagai santri Mbah Hasyim Asyari (Pendiri NU)," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018