Tulungagung (Antaranews Jatim) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung menyatakan jumlah jamaah calon haji dari jalur prioritas karena lanjut usia (di atas 75 tahun) ada sebanyak 42 orang, sehingga mendapat percepatan pemberangkatan tahun ini meski baru 3-4 tahun mendaftarkan diri.
"Jamaah calon haji cadangan karena usia lanjut yang diberangkatkan ini sudah melalui proses seleksi dengan menyesuaikan slot kursi kosong tersedia karena ada jamaah calon haji reguler yang berhalangan berangkat tahun ini," kata Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Tulungagung Imron Rosadi di Tulungagung, Minggu.
Jumlah JCH prioritas lansia yang terdata hingga 2018 sebenarnya ada 212 orang.
Namun dari jumlah itu, hanya 42 yang memenuhi syarat untuk diikutkan dalam jadwal pemberangkatan JCH tahun ini.
"Untuk bisa ikut program prioritas ini, yang bersangkutan mengajukan dispensasi ataupun permohonan ke Kemenag," katanya.
Imron Rosadi menjelaskan, yang dimaksudkan prioritas merupakan CJH yang sudah memenuhi persyaratan. Salah satu syaratnya adalah usia minimal 75 tahun atau lebih.
Selain itu, yang bersangkutan harus sudah memiliki kursi dalam daftar tunggu keberangkatan haji minimal tiga tahun.
"Artinya, jika ada CJH berusia 90 tahun namun dalam daftar tunggu baru satu tahun, tetap tidak bisa," katanya.
Selain JCH prioritas, rombongan jamaah calon haji dari Tulungagung juga mendapat tambahan jatah kursi untuk 30 orang yang sebelumnya masuk daftar tunggu.
"Dari data Kemenag, cadangan berjumlah 98 orang. Dari jumlah itu, CJH yang sudah melunasi sekitar 60 orang. Sedangkan yang dipanggil untuk berangkat tahun ini sekitar 30 orang," katanya.
Data Kantor Kemenag Tulungagung, CJH dari Tulungagung dibagi menjadi tiga kloter, yakni 49, 50, dan 51.
Dalam setiap kloter ada satu ketua, satu kiai, ditambah tiga petugas kesehatan.
"CJH tahun ini 60 persen berusia 50 tahun ke atas," katanya.
Imron menambahkan, para CJH dalam manasik haji sudah mendapat pembekalan. Salah satunya diimbau menjaga kesehatan terutama saat berada di Tanah Suci. Terlebih sekarang, di Tanah Suci kondisi cuaca cukup panas.
"Bulan Juli-Agustus cuacanya panas. Para CJH juga diminta pahami manasik sehingga bisa jadi haji yang mandiri," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Jamaah calon haji cadangan karena usia lanjut yang diberangkatkan ini sudah melalui proses seleksi dengan menyesuaikan slot kursi kosong tersedia karena ada jamaah calon haji reguler yang berhalangan berangkat tahun ini," kata Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Tulungagung Imron Rosadi di Tulungagung, Minggu.
Jumlah JCH prioritas lansia yang terdata hingga 2018 sebenarnya ada 212 orang.
Namun dari jumlah itu, hanya 42 yang memenuhi syarat untuk diikutkan dalam jadwal pemberangkatan JCH tahun ini.
"Untuk bisa ikut program prioritas ini, yang bersangkutan mengajukan dispensasi ataupun permohonan ke Kemenag," katanya.
Imron Rosadi menjelaskan, yang dimaksudkan prioritas merupakan CJH yang sudah memenuhi persyaratan. Salah satu syaratnya adalah usia minimal 75 tahun atau lebih.
Selain itu, yang bersangkutan harus sudah memiliki kursi dalam daftar tunggu keberangkatan haji minimal tiga tahun.
"Artinya, jika ada CJH berusia 90 tahun namun dalam daftar tunggu baru satu tahun, tetap tidak bisa," katanya.
Selain JCH prioritas, rombongan jamaah calon haji dari Tulungagung juga mendapat tambahan jatah kursi untuk 30 orang yang sebelumnya masuk daftar tunggu.
"Dari data Kemenag, cadangan berjumlah 98 orang. Dari jumlah itu, CJH yang sudah melunasi sekitar 60 orang. Sedangkan yang dipanggil untuk berangkat tahun ini sekitar 30 orang," katanya.
Data Kantor Kemenag Tulungagung, CJH dari Tulungagung dibagi menjadi tiga kloter, yakni 49, 50, dan 51.
Dalam setiap kloter ada satu ketua, satu kiai, ditambah tiga petugas kesehatan.
"CJH tahun ini 60 persen berusia 50 tahun ke atas," katanya.
Imron menambahkan, para CJH dalam manasik haji sudah mendapat pembekalan. Salah satunya diimbau menjaga kesehatan terutama saat berada di Tanah Suci. Terlebih sekarang, di Tanah Suci kondisi cuaca cukup panas.
"Bulan Juli-Agustus cuacanya panas. Para CJH juga diminta pahami manasik sehingga bisa jadi haji yang mandiri," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018