Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyampaikan bahwa tingginya harga kebutuhan pokok, terutama telur ayam di beberapa daerah selama sepekan terakhir merupakan dampak kenaikan harga pakan ternak.

"Kenaikan harga tersebut menyebabkan ongkos produksi naik yang berdampak pada naiknya harga telur," ujarnya kepada wartawan usai Rapat Paripurna DPRD di Gedung DPRD Jatim di Surabaya, Senin.

Menurut dia, dampak dari kenaikan harga pakan tersebut membuat biaya produksi tinggi sehingga produsen telur menaikkan harganya.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menjelaskan makanan ternak yang digunakan para peternak masih impor, salah satunya dari Thailand sehingga besaran nilai dolar AS saat ini mengakibatkan harga pakan ternak ikut naik.

"Ketika impor dan harga dolar AS naik maka otomatis harganya ikut naik. Sekali lagi, kenaikan harga telur ini bukan karena faktor cuaca, tapi karena harga pakan naik," ucapnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga mengatakan, salah satu cara untuk menurunkan harga telur yakni dengan meningkatkan pemberian jagung sebagai pakan ternak utama pada ayam sehingga produksi jagung juga harus ditingkatkan.

"Nah, untuk solusi lainnya masih akan terus kami carikan yang paling tepat," kata Gubernur yang juga politikus tersebut.

Harga telur ayam di beberapa daerah mengalami kenaikan, seperti yang terjadi di tingkat peternak di Kabupaten Magetan selama sepekan terakhir, dari Rp20.000 menjadi Rp24.000 per kilogram.

Seorang pemilik usaha peternakan ayam petelur di Desa Kiringan, Magetan, Sitiroh menyebutkan harga telur di tingkat peternak saat ini tergolong tinggi atau Jauh di atas harga normal yang semestinya antara Rp16-17 ribu per kilogram.

Begitu juga yang terjadi di sejumlah daerah lain di Jatim, Madiun, Jember, Bojonegoro, Kediri, Tulungagung dan beberapa kabupaten/kota lainnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018