Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memanfaatkan momentum hari pertama masuk sekolah untuk memotivasi para pelajar dengan mendatangi sekolah dan berpesan agar generasi muda terus bangga dengan Indonesia dan optimistis menatap masa depan.
"Banggalah kepada negara kita yang terus maju. Tahun 2045, Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, dengan langkah pembangunan infrastruktur dan SDM yang kini dipacu pemerintah. Jadikan kebangaan itu sebagai motivasi mengejar cita-cita," kata Anas kepada siswa saat mengunjungi SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Senin.
Anas pada kesempatan itu menceritakan cara Presiden pertama RI Sukarno yang menggelorakan semangat bangga kepada Indonesia. Di awal kemerdekaan, ketika mulai aktif membangun hubungan internasional, katanya, Bung Karno mengelorakan kebanggaan kepada negara dengan memilih kantor kedutaan di lokasi strategis, terutama jika dibandingkan dengan kedutaan Belanda.
"Itu strategi diplomasi memenangkan hati dunia," kata Anas sambil menceritakan posisi Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat yang strategis di masanya hingga sekarang, yang juga baru saja dia kunjungi untuk memenuhi undangan Kementerian Luar Negeri.
Kepercayaan diri Bung Karno itu, kata Anas, harus menjadi teladan bagi para pelajar. Meski saat itu Indonesia baru merdeka, Sukarno mampu membawanya menjadi negara strategis yang memainkan peran penting di dunia internasional, seperti menggagas Gerakan Non-Blok dan KTT Asia-Afrika.
"Bung Karno juga merupakan pemimpin Muslim yang vokal memperjuangkan Palestina. Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa indonesia berdiri menantang penjajahan israel," kata Anas mengutip pernyataan Bung Karno.
Anas juga menceritakan interaksi Sukarno dengan para pemimpin dunia, mulai Raja Saud bin Abdul Azis (Arab Saudi), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), hingga John F. Kennedy (Amerika Serikat). Dari kiprah global Bung Karno itu, para pelajar bisa mengambil inspirasi tentang keluasan wawasan, tajamnya pemikiran, dan kuatnya rasa bangga Bung Karno kepada Indonesia. Sikap-sikap itu perlu diteladani.
"Kalau teman-teman sekalian belajar, berdoa, bekerja, dan berbakti ke orang tua, cita-cita setinggi apa pun insya Allah tercapai. Intinya, harus belajar sambil jangan lupa bermain. Tapi juga harus kurangi nge-game di handphone," ujarnya.
"Bercita-citalah setinggi langit. Jika kalian terjatuh, maka kalian terjatuh di antara bintang-bintang. Tulis kata-kata Bung Karno itu, tempelkan besar-besar di rumah kalian untuk memotivasi kita semua," kata Anas.
Hal senada disampaikan Anas kepada orang tua yang turut mengantar anaknya ke sekolah.
"Orang tua harus terlibat aktif. Kemampuan para guru di sekolah itu terbatas, mari kita bersama-sama, sekolah, pemerintah, dan orang tua, memastikan anak-anak kita tumbuh dengan baik sesuai bakat dan kemampuannya," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Banggalah kepada negara kita yang terus maju. Tahun 2045, Indonesia adalah kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia, dengan langkah pembangunan infrastruktur dan SDM yang kini dipacu pemerintah. Jadikan kebangaan itu sebagai motivasi mengejar cita-cita," kata Anas kepada siswa saat mengunjungi SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Senin.
Anas pada kesempatan itu menceritakan cara Presiden pertama RI Sukarno yang menggelorakan semangat bangga kepada Indonesia. Di awal kemerdekaan, ketika mulai aktif membangun hubungan internasional, katanya, Bung Karno mengelorakan kebanggaan kepada negara dengan memilih kantor kedutaan di lokasi strategis, terutama jika dibandingkan dengan kedutaan Belanda.
"Itu strategi diplomasi memenangkan hati dunia," kata Anas sambil menceritakan posisi Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat yang strategis di masanya hingga sekarang, yang juga baru saja dia kunjungi untuk memenuhi undangan Kementerian Luar Negeri.
Kepercayaan diri Bung Karno itu, kata Anas, harus menjadi teladan bagi para pelajar. Meski saat itu Indonesia baru merdeka, Sukarno mampu membawanya menjadi negara strategis yang memainkan peran penting di dunia internasional, seperti menggagas Gerakan Non-Blok dan KTT Asia-Afrika.
"Bung Karno juga merupakan pemimpin Muslim yang vokal memperjuangkan Palestina. Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa indonesia berdiri menantang penjajahan israel," kata Anas mengutip pernyataan Bung Karno.
Anas juga menceritakan interaksi Sukarno dengan para pemimpin dunia, mulai Raja Saud bin Abdul Azis (Arab Saudi), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), hingga John F. Kennedy (Amerika Serikat). Dari kiprah global Bung Karno itu, para pelajar bisa mengambil inspirasi tentang keluasan wawasan, tajamnya pemikiran, dan kuatnya rasa bangga Bung Karno kepada Indonesia. Sikap-sikap itu perlu diteladani.
"Kalau teman-teman sekalian belajar, berdoa, bekerja, dan berbakti ke orang tua, cita-cita setinggi apa pun insya Allah tercapai. Intinya, harus belajar sambil jangan lupa bermain. Tapi juga harus kurangi nge-game di handphone," ujarnya.
"Bercita-citalah setinggi langit. Jika kalian terjatuh, maka kalian terjatuh di antara bintang-bintang. Tulis kata-kata Bung Karno itu, tempelkan besar-besar di rumah kalian untuk memotivasi kita semua," kata Anas.
Hal senada disampaikan Anas kepada orang tua yang turut mengantar anaknya ke sekolah.
"Orang tua harus terlibat aktif. Kemampuan para guru di sekolah itu terbatas, mari kita bersama-sama, sekolah, pemerintah, dan orang tua, memastikan anak-anak kita tumbuh dengan baik sesuai bakat dan kemampuannya," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018