Probolinggo (Antaranews Jatim) - Panen garam di Pulau Madura yang menjadi sentra penghasil garam terbesar di Jawa Timur berdampak pada merosotnya harga garam krosok di Kabupaten Probolinggo menjadi Rp1.700 hingga Rp1.800 per kilogram.
"Garam petani Madura yang tertolak oleh pabrikan akibat tidak memenuhi standar akan dijual ke sejumlah daerah dengan harga yang lebih murah, sehingga hal itu mempengaruhi harga garam di Probolinggo," kata Ketua Kelompok garam Kalibuntu Sejahtera I Suparyono di Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Di Jawa Timur, lanjut dia, Pulau Madura menjadi ikon tambak garam karena wilayah kemaritimannya yang luas dan kawasan setempat mulai panen garam yang berdampak pada harga garam di daerah lain, seperti di Kabupaten Probolinggo menurun.
"Garam petani Madura biasanya diserap oleh pabrikan. Selain PT Garam yang menyerap produk dengan Kualitas Produksi (KP1), ada beberapa pabrikan lain yang melakukan kegiatan yang sama," tuturnya.
Menurutnya pabrikan mengambil garam dari petani Madura sebesar Rp1.700 per kilogram da kalau tertolak karena tidak memenuhi standar, maka biasanya dijual ke Pasuruan dengan harga Rp1.100 – Rp1.200 per kilogram.
"Hal itu yang menyebabkan Pasuruan 'kebanjiran' garam dari Pulau Madura, sedangkan petani garam Pasuruan menjual ke wilayah lain yang menjadi pangsa pasar petani garam Probolinggo seperti Kabupaten Jember dengan harga Rp1.500 per kilogram," katanya.
Ia menjelaskan Kabupaten Jember adalah salah satu pasar bagi petambak garam Kabupaten Probolinggo dan sebulan lalu, pihaknya menjual garam krosok Rp2.500 per kilogram, namun saat ini mereka tidak mau membeli garam petani Probolinggo karena mendapat pasokan garam dari daerah lain dengan harga yang lebih murah.
"Harga jual garam krosok di tingkat petani saat ini berkisar Rp1.700 – Rp1.800 per kilogram dan harga itu pun sudah turun akibat panen garam di sejumlah wilayah sentra garam Probolinggo karena sebelumnya harga menembus Rp2.100 per kilogram," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menargetkan produksi garam tahun 2018 sebanyak 20.000 ton dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan target tahun 2017 sebanyak 15.000 ton.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi melalui Kabid Perikanan Tangkap Wahid Noor Aziz mengatakan penambahan besaran target sebanyak 5.000 ton karena diprediksi membaiknya cuaca pada musim kemarau tahun 2018.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Garam petani Madura yang tertolak oleh pabrikan akibat tidak memenuhi standar akan dijual ke sejumlah daerah dengan harga yang lebih murah, sehingga hal itu mempengaruhi harga garam di Probolinggo," kata Ketua Kelompok garam Kalibuntu Sejahtera I Suparyono di Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Di Jawa Timur, lanjut dia, Pulau Madura menjadi ikon tambak garam karena wilayah kemaritimannya yang luas dan kawasan setempat mulai panen garam yang berdampak pada harga garam di daerah lain, seperti di Kabupaten Probolinggo menurun.
"Garam petani Madura biasanya diserap oleh pabrikan. Selain PT Garam yang menyerap produk dengan Kualitas Produksi (KP1), ada beberapa pabrikan lain yang melakukan kegiatan yang sama," tuturnya.
Menurutnya pabrikan mengambil garam dari petani Madura sebesar Rp1.700 per kilogram da kalau tertolak karena tidak memenuhi standar, maka biasanya dijual ke Pasuruan dengan harga Rp1.100 – Rp1.200 per kilogram.
"Hal itu yang menyebabkan Pasuruan 'kebanjiran' garam dari Pulau Madura, sedangkan petani garam Pasuruan menjual ke wilayah lain yang menjadi pangsa pasar petani garam Probolinggo seperti Kabupaten Jember dengan harga Rp1.500 per kilogram," katanya.
Ia menjelaskan Kabupaten Jember adalah salah satu pasar bagi petambak garam Kabupaten Probolinggo dan sebulan lalu, pihaknya menjual garam krosok Rp2.500 per kilogram, namun saat ini mereka tidak mau membeli garam petani Probolinggo karena mendapat pasokan garam dari daerah lain dengan harga yang lebih murah.
"Harga jual garam krosok di tingkat petani saat ini berkisar Rp1.700 – Rp1.800 per kilogram dan harga itu pun sudah turun akibat panen garam di sejumlah wilayah sentra garam Probolinggo karena sebelumnya harga menembus Rp2.100 per kilogram," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menargetkan produksi garam tahun 2018 sebanyak 20.000 ton dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan target tahun 2017 sebanyak 15.000 ton.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi melalui Kabid Perikanan Tangkap Wahid Noor Aziz mengatakan penambahan besaran target sebanyak 5.000 ton karena diprediksi membaiknya cuaca pada musim kemarau tahun 2018.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018