Madiun (Antara) - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu memicu inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, pada Juni 2018 dengan laju mencapai 0,73 persen dan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 131,14.

Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian di Madiun, Kamis, mengatakan kenaikan harga BBM biasanya diikuti dengan kenaikan harga komoditas lain yang akhirnya menyebabkan inflasi di suatu daerah.

"Yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga BBM akan menggerakkan komoditas harga pangan. Apabila tidak terjaga dengan baik akan mengurangi daya beli masyarakat dibanding kota atau kabupaten sekitar dan terjadi inflasi. Ini dapat menurunkan daya saing," ujar Firman Bastian.

Ia menjelaskan, inflasi di Kota Madiun disebabkan kenaikan IHK pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,79 persen. Setelah itu kelompok bahan makanan, disusul kelompok sandang.

"Kenaikan sejumlah kelompok pengeluaran itu tak terlepas dari kenaikan harga BBM. Namun, tidak semua kelompok mengalami inflasi. Sebaliknya, kelompok pendidikan dan rekreasi mengalami deflasi sebesar 0,11 persen," kata dia.

Ia mengatakan, komoditas yang dominan mempengaruhi inflasi pada Juni 2018 di antaranya angkutan antarkota, daging ayam ras, tarif kereta api, mie instan, dan kacang panjang.

"Komoditas penekan laju inflasi antara lain telur ayam ras, nangka muda, beras, biskuit, dan buah pir," katanya.

Ia menambahkan, Kota Madiun berada di urutan keempat dari delapan kabupaten/kota penghitung laju inflasi nasional di Jawa Timur. Dari delapan daerah, semuanya mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,84 persen dengan IHK 129,56 dan inflasi terendah terjadi di Kota Malang sebesar 0,25 dengan IHK 133,29. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018