Surabaya (Antaranews Jatim) - Legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surabaya memmrioritaskan pemerataan jaringan aliran pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) seluruh kawasan di Kota Pahlawan.
     
"Selama jadi anggota dewan, sudah banyak masyarakat yang ada di Dapil (Daerah Pemilihan) saya yang selama bertahun-tahun belum bisa menikmati jaringan aliran pipa PDAM, kini sudah bisa," kata anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Riswanto di Surabaya, Rabu.
     
Menurut dia, tidak hanya persoalan jaringan pipa PDAM, pihaknya juga turut andil secara langsung dalam pembangunan Kota Surabaya terutama di sektor infrastruktur seperti pavingisasi, jalan, saluran air, penarangan jalan, pemakaman umum dan fasilitas umum.
     
Meski demikian, lanjut dia, masih banyak persoalan berkaitan dengan masyarakat Surabaya yang belum tuntas penangangannya sehingga membuatnya tertantang kembali maju sebagai calon anggota legislatif di Pemilihan Legislatif 2019 pada Dapil 3 Surabaya.
     
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mendapat dukungan dari sejumlah pengurus PAC PDIP di wilayah Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Bulak, Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, Gunung Anyar, Tenggilis, dan Wonocolo.
     
Riswanto sebelumnya menyatakan dirinya tidak kembali maju sebagai bakal caleg di Pileg 2019 karena ingin kembali konsentrasi mengelola perusahaan yang telah bertahun-tahun dirintisnya.
     
"Selama 2-3 tahun lalu, saya memang merasa capek dan ingin istirahat. Tetapi setelah setiap hari mendengar berbagai keluhan dan aspirasi masyarakat, hati saya tidak tega dan tergerak untuk kembali membela kepentingan mereka. Satu-satunya jalan memang harus kembali menjadi anggota legislatif," katanya.
     
Ditanya soal agenda di periode mendatang jika kembali terpilih sebagai anggota legislatif dalam Pileg 2019, Riswanto mengatakan jika dirinya akan menyelesaikan beberapa agenda yang tertunda, utamanya yang menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat di wilayah dapilnya.
     
"Semua ini kan kaitannya dengan kemampuan APBD, maka ini menjadi kewajiban anggota dewan untuk mengawal sekaligus mengarahkan serta mengawasi agar arah dan realisasinya tepat guna," ujarnya.
     
Dirut PDAM Mujiaman Sukirno sebelumnya mengakui aliran air PDAM selama ini memang hanya dinikmati sebagian kalangan. Keberhasilannya meningkatkan kapasitas air PDAM sebanyak 1.000 liter per detik pun juga tidak dirasakan warga di pinggiran kota. Bahkan peningkatan tersebut membuat masyarakat tengah kota semakin boros. 
     
Solusi yang bisa ditempuh yakni dengan perubahan skema tarif. Jika terjadi penghematan besar-besaran di wilayah tengah kota, ia yakin air yang diproduksi dapat memenuhi kebutuhan daerah pinggiran.
     
Solusi lain yang bakal dilakukan PDAM adalah menyebar pompa dan reservoir ke daerah sulit air. Awal 2018 sudah ada lima reservoir yang memiliki kapasitas total 15 ribu meter kubik. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018