Blitar (Antaranews Jatim) - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri meminta kader partai dan rakyat Jawa Timur, untuk dapat menghargai jasa Bung Karno dengan memenangkan cucunya yang ikut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim, yakni Puti Guntur Soekarno.

"Saya bilang ke ayah saya, meminta izin, terjunkan salah satu cucu kamu, Puti Guntur. Saya minta rakyat Jatim untuk dapat hargai Bung Karno dengan memenangkan cucunya," katanya di sela-sela acara Haul ke-48 Soekarno, di makam Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu sore.

Ia mengungkapkan, sengaja mengutus Puti Guntur Soekarno berpasangan dengan calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di Pilkada Jatim 2018. Pasangan ini adalah dari nasionalis dan santri.

Menurut dia, hubungan antara kalangan nasionalis dan santri sudah terbina sejak dulu, era ayahnya dengan para kiai NU. misalnya KH Hasyim Asy`ari, KH Wahab Hasbullah, hingga KH Wahid Hasyim. Hubungan ini terbina cukup bagus.

Bahkan, ketika dirinya masih kecil, ada tamu yang dinilai dari baju lain dari biasanya, sebab tamu ayahnya itu mengenakan sarung dan alas kaki sendal jepit. Ia sempat bertanya ke ayahnya, hingga dirinya dibawe ke luar ruangan dan dengan tegas diungkapkan bahwa tamu itu adalah kiai, yang merupakan tokoh agama.

Mega juga menilai, ayahnya sebenarnya juga santri. Bahkan, sejak umur 15 tahun sudah menjadi santri ke berbagai kiai. Bermula ketika sang kakek Raden Soekemi Sosrodihardjo menitipkan ayahnya di rumah ulama, HOS Cokroaminoto, lalu belajar ke KH Ahmad Dahlan, Kh Hasyim Asy`ari, dan bertemu ulama Islam lainya.

Dirinya juga sangat terharu dengan acara haul, yang mengingatkan tentang ayahnya yang wafat. Ketika itu, 21 Juni ayahnya wafat dan oleh penguasa saat itu (Soeharto) diperintahkan dimakamkan di Blitar. Keluarga sebenarnya tidak setuju, tapi terpaksa menyetujuinya, sebab pemerintahan saat itu itu keras.

Walaupun dimakamkan di Blitar, ternyata rakyat Indonesia tetap cinta. Banyak rakyat yang mengantarkan Bung Karno ke peristirahatannya yang terakhir di Kota Blitar. Bahkan, antusias rakyat tidak terbendung.

Hingga kini, haul wafatnya Bung Karno juga tetap digelar. Bahkan, jika dihitung usia ayahandanya kini sudah 117 tahun. Namun, semangat dan perjuangannya tetap menyala hingga kini.

Dirinya juga bangga dengan ketegasan sikap NU, bahwa Pancasila dan NKRI sudah final dan siapapun di negara ini tidak ada yang dapat menggantikannya. Bahkan hingga kini hal itu tetap menjadi komitmen bersama bahwa NKRI adalah harga mati.

Acara haul ke-48 Bung Karno itu diselenggarakan di area makam dan istana gebang, yang merupakan rumah masa kecil Bung Karno. Acara tersebut dikemas dalam kenduri 1.001 tumpeng.

Sejumlah petinggi partai dan pejabat hadir dalam acara tersebut misalnya Ketua Umum DPP PDIP yang juga putri Bung Karno Megawati Soekarnoputri, Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, seluruh pengurus partai dari pusat hingga daerah, hingga anggota legislatif dari kedua partai.

Hadir juga sejumlah menteri, misalnya Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan sejumlah menteri lainnya.

Hadir juga sejumlah pengurus NU mulai Ketua PBNU KH Said Aqil Sirodj, hingga jajaran tingkat provinsi, kota, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kediri KH Anwar Iskandar, Pengasuh PP Ploso, Kabupaten Kediri, dan sejumlah pengasuh pesantren di Kota Blitar.

Ribuan warga dari Kota Blitar serta simpatisan Bung Karno juga ikut serta memeriahkan haul tersebut. Mereka ikut acara yang digelar sore hari tersebut. waluapun hujan tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap ikut.

Setelah sambutan dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Megawati sempat memberikan tumpeng pada calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang juga hadir di acara tersebut. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018