Malang (Antaranews Jatim) - Calon Wali Kota Malang pasangan Sutiaji-Sofyan Edi (SAE) menjanjikan Kota Malang bisa terlepas dari ketergantung pasokan air bersih dari Kabupaten Malang maupun Kota Batu dan bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

"Ke depan ketergantungan ini harus diatasi oleh pemerintah kota mengingat beban Kabupaten Malang juga akan makin bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk," kata Calon Wali Kota (Cawali) Malang Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Kamis . Pemerintah, katanya, perlu menerapkan kebijakan `green government`, antara lain dengan penambahan sumur resapan (biopori) dan penghijauan kembali wilayah-wilayah gersang yang berdampak pada ketersediaan air dimasa depan.

PDAM Kota Malang, pada 2017 memasok 80 persen kebutuhan air minum. Inipun masih dibebani oleh kebocoran (Non Revenue Water) 19 persen akibat konsumsi resmi tidak berekening (pencurian air), ketidakakuratan meter pelanggan, kesalahan penanganan data, serta terjadinya kehilangan air dari pipa PDAM.

Saat ini Kota Malang baru mampu memenuhi 24 persen kebutuhan warga yang saat ini berjumlah 843.858 jiwa penduduk asli ditambah sekitar 300.000 jiwa penduduk pendatang. Sedangkan 76 persen kebutuhan air bersih Kota Malang masih mengandalkan pasokan dari Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Sementara itu, menanggapi janji pasangan SAE tersebut, tokoh masyarakat KH Marzuki Mustamar yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sabillurrosyad saat bertatap muka dengan Sutiaji mengaku dirinya sudah menyampaikan perlunya mengeksplorasi sumber air di Kota Malang untuk mengurangi ketergantungan dari Kabupaten Malang dan Kota Batu.

"Warga menemukan mata air yang selalu mengalir deras walaupun kemarau, lokasinya itu di wilayah Oro-oro Dowo. Itu potensi untuk sumber air baru, dan saya yakin masih ada banyak sumber air di Kota Malang yang belum dilihat an digali optimal oleh pemerintah," ucapnya.

Warga sering mengeluhkan kondisi pasokan air bersih dari PDAM yang sering mati, sehingga mereka mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu merupakan akibat dari pasokan air dari Kabupaten Malang yang dikurangi karena Pemkot Malang tak kunjung membayar tunggakan biaya operasional air selama tiga bulan sebesar Rp3,7 miliar kepada Kabupaten Malang .

Berdasarkan data PDAM Kota Malang, per 1 Mei 2018 produksi air bersih Kota Malang 1.602,92 liter per detik dari 16 sumber air. Dari produksi air ini, 1,224 liter per detik atau 76,36 persen berasal dari Kabupaten Malang, yakni Sumber Wendit I 371,44 liter per detik, Sumber Wendit II 360.32 liter per detik, Sumber Wendit III 383,33 liter per detik, dan dari Sumber Pitu 108,91 liter per detik.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018