Probolinggo (Antaranews Jatim) - Petani di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mulai menanam tembakau pekan ini yang disesuaikan dengan permintaan jadwal tanam dari pabrikan rokok di wilayah setempat.
"Sesuai dengan sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan pabrikan rokok, masa tanam tembakau dimulai 25 Mei hingga 30 Juni 2018," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Achmad Mudzakir di Probolinggo, Sabtu.
Ia mengatakan para petani mulai menanam tembakau pekan ini, namun ada juga petani yang sudah menanam tembakau lebih dulu yakni di Desa Bucor Wetan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.
"Petani sudah rampung menyiapkan lahan, sehingga mereka tinggal menunggu waktu dan tanam saja, namun pekan ini ada juga yang masih dalam proses pengolahan lahan tembakau," tuturnya.
Dengan masa tanam itu, lanjut dia, diperkirakan panen tembakau akan berlangsung mulai pertengahan Agustus hingga akhir September 2018 dan saat itu juga pabrikan rokok membuka pintu penyerapan tembakau dari petani.
"Diprediksi Agustus sampai September 2018 merupakan puncak musim kemarau, sehingga otomatis kadar air tembakau rendah dan berdampak pada kualitas tembakau yang bagus. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya pendapatan petani," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan permintaan dari pabrikan, luas areal tanam tembakau tahun 2018 ditetapkan 10.774 hektare atau sama dengan target areal tanam tahun sebelumnya dengan asumsi produksi sebanyak 12.929 ton atau setara dengan 1,2 ton per hektare.
"Tahun lalu realisasi tanam tembakau hanya 7.900 hektare, namun kami optimistis bahwa realisasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, bahkan bisa saja melebihi target luas aeral tanam yang ditetapkan karena cuacanya bagus," ujarnya.
Di Kabupaten Probolinggo tercatat tujuh kecamatan sentra pertanian tembakau yakni Kecamatan Paiton, Pakuniran, Besuk, Kotaanyar, Gading, Kraksaan, dan Krejengan, namun ada beberapa desa di Kecamatan Maron dan Pajarakan yang mulai berminat menanam tembakau, sehingga tidak menutup kemungkinan sentra pertanian tembakau di Probolinggo bertambah menjadi sembilan kecamatan.
"Harga jual tembakau tahun lalu bagus di kisaran Rp28 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram tembakau kering. Jika rata-rata harga Rp35 ribu saja dan produksinya mencapai 1 ton, maka pendapatan petani mencapai Rp35 juta per hektare," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Sesuai dengan sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan pabrikan rokok, masa tanam tembakau dimulai 25 Mei hingga 30 Juni 2018," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Achmad Mudzakir di Probolinggo, Sabtu.
Ia mengatakan para petani mulai menanam tembakau pekan ini, namun ada juga petani yang sudah menanam tembakau lebih dulu yakni di Desa Bucor Wetan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.
"Petani sudah rampung menyiapkan lahan, sehingga mereka tinggal menunggu waktu dan tanam saja, namun pekan ini ada juga yang masih dalam proses pengolahan lahan tembakau," tuturnya.
Dengan masa tanam itu, lanjut dia, diperkirakan panen tembakau akan berlangsung mulai pertengahan Agustus hingga akhir September 2018 dan saat itu juga pabrikan rokok membuka pintu penyerapan tembakau dari petani.
"Diprediksi Agustus sampai September 2018 merupakan puncak musim kemarau, sehingga otomatis kadar air tembakau rendah dan berdampak pada kualitas tembakau yang bagus. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya pendapatan petani," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan permintaan dari pabrikan, luas areal tanam tembakau tahun 2018 ditetapkan 10.774 hektare atau sama dengan target areal tanam tahun sebelumnya dengan asumsi produksi sebanyak 12.929 ton atau setara dengan 1,2 ton per hektare.
"Tahun lalu realisasi tanam tembakau hanya 7.900 hektare, namun kami optimistis bahwa realisasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, bahkan bisa saja melebihi target luas aeral tanam yang ditetapkan karena cuacanya bagus," ujarnya.
Di Kabupaten Probolinggo tercatat tujuh kecamatan sentra pertanian tembakau yakni Kecamatan Paiton, Pakuniran, Besuk, Kotaanyar, Gading, Kraksaan, dan Krejengan, namun ada beberapa desa di Kecamatan Maron dan Pajarakan yang mulai berminat menanam tembakau, sehingga tidak menutup kemungkinan sentra pertanian tembakau di Probolinggo bertambah menjadi sembilan kecamatan.
"Harga jual tembakau tahun lalu bagus di kisaran Rp28 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram tembakau kering. Jika rata-rata harga Rp35 ribu saja dan produksinya mencapai 1 ton, maka pendapatan petani mencapai Rp35 juta per hektare," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018