Malang (Antaranews Jatim) - Calon Wali Kota Malang Sutiaji berjanji bakal menuntaskan masalah pengangguran di kota itu yang cukup tinggi jika dirinya dipercaya memimpin kota pendidikan tersebut lima tahun ke depan.

"Masalah pengangguran memang menjadi pekerjaan serius yang harus kami prioritaskan guna menjaga stabilitas, pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan masyarakat yang nantinya berujung pada terwujudnya suasana nyaman, aman dan kondusif," kata Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Senin.

Untuk mewujudkan penuntasan masalah pengangguran tersebut, kata Calon Wali Kota (Cawali) Malang yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar itu, ada dua pendekatan yang harus dijalankan secara simultan, yakni membuka ruang yang luas bagi pengangguran untuk berlatih meningkatkan keterampilan dan komunikasi, mengadopsi pengetahuan teknologi, membuka literasi dan kompetensi kerja.

Pendekatan kedua, berupaya menarik investor untuk membuka lapangan kerja yang saling menguntungkan dan ini memerlukan regulasi yang tidak rumit dan jaminan keamanan investasi.

"Selain itu, juga bisa menggalakkan ekonomi kreatif dengan usaha mandiri dibantu pelatihan dari instansi terkait. Hal ini selaras dengan kebutuhan permodalan, yang nantinya akan kami upayakan untuk memberikan permodalan tanpa riba, tanpa bunga," tuturnya.

Pemecahan permasalahan pengangguran tersebut, katanya, sudah tertuang dalam visi misi Tri Prasetya yang bertumpu pada pembangunan kesejahteraan sosial, ekonomi serta infrastruktur. "Dengan visi misi yang diusung pasangan Sutiaji-Sofyan Edi (SAE) ini mampu menurunkan angka pengangguran secara signifikan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Hanya saja, kata Sutiaji, dirinya tidak bisa bekerja sendiri, perlu sinergi antara pemangku kebijakan di wilayah Kota Malang serta adanya kerja sama produktif dengan lintas wilayah. "Pengangguran di Kota Malang bukan hanya menjadi tugas pemerintah kota untuk mengatasinya, tapi juga menjadi kewajiban semua warga," katanya.

Oleh karena itu, masalah pengangguran harus mendapat penanganan serius dari seluruh elemen, sebab hal tersebut juga merupakan cerminan dari pekerjaan rumah dalam pembangunan di bidang ekonomi.

Sementara itu, menurut kajian pasangan calon SAE dan para cendekia, ada empat penyebab munculnya pengangguran, yakni pengangguran akibat perpindahan kerja, pergantian musim panen, perubahan struktur ekonomi, dan pengangguran akibat berlebihnya pasokan dari kebutuhan tenaga kerja.

Data BPS Kota Malang menyebutkan jumlah angkatan kerja di Kota Malang 2017 mencapai 443.035 jiwa. Sementara itu, jumlah warga yang bekerja sebanyak 411.042 jiwa atau 92.77 persen, artinya ada 7.23 persen atau 31.933 orang warga yang tidak bekerja atau pengangguran.

Angka ini merupakan akumulasi jumlah pengangguran warga asli kota dan warga pendatang yang berbaur menjadi warga sosial Kota Malang. Karena pembauraan tersebut, menempatkan Kota Malang berada di urutan tertinggi kota dengan angka pengangguran terbesar di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kota Kediri.

Bila ditinjau dari latar belakang pendidikan justru warga lulusan perguruan tinggi menempati urutan pertama, yakni 33,68 persen. Disusul lulusan SMK 17,35 persen, SMA sederajat 16,56 persen, SMP sederajat 13,30 persen, SD 6,70 persen dan warga yang tidak sekolah sebanyak 12,42 persen.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018