Surabaya (Antaranews Jatim) - Ratusan orang yang tergabung dari berbagai elemen organisasi di Kota Surabaya mengampanyekan gerakan "Suroboyo Wani" melalui aksi keprihatinan insiden bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu.
“Ini sebagai wujud keprihatinan terhadap aksi bom di Gereja di Surabaya. Tapi, kami ‘Arek Suroboyo Wani’ menghadapi segala bentuk terorisme,” ujar Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jatim, Pendeta Sudi Dharma, di sela aksinya di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam.
Aksi tersebut juga menghadirkan sejumlah elemen, seperti BAMAG Surabaya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Surabaya, GAMKI, PPGI, BKS PGI-GMKI Surabaya , PS GMKI, KNPI dan Forum Beda Tapi Mesra (FBM).
Kemudian, GGBI, PIKI, NERA ACADEMIA, PGIS, Kasih Dalam Perbuatan, Sanggar merah merdeka, Forum Komunikasi Pemuda Kristen Indonesia Jatim, Pustaka Lewi, KBRS,Yayasan Kasih Bangsa, Yayasan Abdi Indonesia Cerah, dan sejumlah pendeta- pendeta dan Romo di Surabaya.
Secara bergantian perwakilan elemen melakukan orasinya dengan terus mengampanyekan "Suroboyo Wani" sembari menyalakan lilin yang dipegang masing-masing peserta aksi.
Pihaknya mengaku turut berbelangsungkawa terhadap keluarga dan korban tragedi bom di gereja yang meninggal dunia maupun menderita luka-luka.
"Kami juga Mengencam keras aksi terorisme sebagai sebuah perbuatan yang biadab dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan," ucapnya.
BAMAG, kata dia, bersama elemen lainnya menegaskan tidak takut terhadap ancaman ataupun tekanan dari pelaku teror, bahkan di gereja akan tetap menjalankan kegiatan ibadah sebagai hak semua warga negara yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku NKRI.
Selain itu, pihaknya berharap Polri sebagai institusi keamanan untuk wajib melindungi serta menjamin keamanan dalam menjalankan kehidupan beragama sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sementara itu, pada kesempatan sama juga dilakukan aksi tanda tangan dukungan terhadap Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut, termasuk ucapan duka cita terhadap lima personel Brimob yang meninggal dunia dalam insiden terorisme di Mako Brimob.
Di Surabaya, pagi ini terjadi ledakan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno. (*)
Video Oleh Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
“Ini sebagai wujud keprihatinan terhadap aksi bom di Gereja di Surabaya. Tapi, kami ‘Arek Suroboyo Wani’ menghadapi segala bentuk terorisme,” ujar Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jatim, Pendeta Sudi Dharma, di sela aksinya di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam.
Aksi tersebut juga menghadirkan sejumlah elemen, seperti BAMAG Surabaya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Surabaya, GAMKI, PPGI, BKS PGI-GMKI Surabaya , PS GMKI, KNPI dan Forum Beda Tapi Mesra (FBM).
Kemudian, GGBI, PIKI, NERA ACADEMIA, PGIS, Kasih Dalam Perbuatan, Sanggar merah merdeka, Forum Komunikasi Pemuda Kristen Indonesia Jatim, Pustaka Lewi, KBRS,Yayasan Kasih Bangsa, Yayasan Abdi Indonesia Cerah, dan sejumlah pendeta- pendeta dan Romo di Surabaya.
Secara bergantian perwakilan elemen melakukan orasinya dengan terus mengampanyekan "Suroboyo Wani" sembari menyalakan lilin yang dipegang masing-masing peserta aksi.
Pihaknya mengaku turut berbelangsungkawa terhadap keluarga dan korban tragedi bom di gereja yang meninggal dunia maupun menderita luka-luka.
"Kami juga Mengencam keras aksi terorisme sebagai sebuah perbuatan yang biadab dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan," ucapnya.
BAMAG, kata dia, bersama elemen lainnya menegaskan tidak takut terhadap ancaman ataupun tekanan dari pelaku teror, bahkan di gereja akan tetap menjalankan kegiatan ibadah sebagai hak semua warga negara yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku NKRI.
Selain itu, pihaknya berharap Polri sebagai institusi keamanan untuk wajib melindungi serta menjamin keamanan dalam menjalankan kehidupan beragama sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sementara itu, pada kesempatan sama juga dilakukan aksi tanda tangan dukungan terhadap Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut, termasuk ucapan duka cita terhadap lima personel Brimob yang meninggal dunia dalam insiden terorisme di Mako Brimob.
Di Surabaya, pagi ini terjadi ledakan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno. (*)
Video Oleh Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018