Suzhou, China (Antaranews Jatim) - Kota Suzhou, salah satu kota kecil di China mengembangkan kawasan pertanian cerdas atau "Smart Agricultur" yang terkoneksi dalam jaringan (daring/online) dan menghubungkan antara data pertanian di lapangan dengan pusat data di laboratorium.
Penanggung jawab wilayah setempat, Zou Wen Bing ditemui di Suzhou, Rabu mengatakan keberadaan kawasan pertanian itu seluas 2146 Ha, dan seluruhnya terkoneksi melalui aplikasi daring "We Chat", sehingga para petani selalu menerima pesan setiap adanya perubahan pola tanam.
Keberadaan kawasan itu, kata dia, dipantau melalui pusat kontrol atau laboratorium yang dilengkapi 15 televisi pemantau dari kamera lapangan atau CCTV.
Pusat kontrol tersebut mampu memberikan informasi secara berkala mengenai suhu, pergerakan lahan, indeks kesuburan tanah, serta pola pemupukan atau pemberian bibit secara teratur kepada petani.
Keberadaan pusat kontrol juga menyiarkan program pertanian melalui televisi lokal yang dikelola sendiri, ditambah dengan laman khusus pertanian yang tujuannya untuk mendidik petani agar lebih mengerti pola tanam.
"Kami memiliki 500 staf karyawan yang selalu mendapatkan informasi pertanian, ditambah beberapa karyawan dengan sistem kontrak apabila panen tiba," kata Zou Wen Bing.
Jenis pertanian yang dikembangkan di kawasan itu cukup beragam, meliputi tanaman obat, anggrek, padi dan perikanan dengan total 29 kolam.
Pola yang diterapkan, kata dia, pemerintah setempat menyewa lahan kepada petani untuk dijadikan kawasan pertanian cerdas, kemudian mempekerjakannya dengan pengembangan yang diatur melalui laboratorium.
"Kami adalah salah satu pusat pemantau pertanian di Tiongkok, dari total 280 pusat pemantau pertanian atau laboratorium sejenis, yang bertugas mengatur pola pertanian," katanya.
Dengan konsep itu, Zou Wen Bing mengaku pemberdayaan pertanian dapat terkontrol dan lebih hemat dengan hasil yang maksimal di setiap panen, serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah setempat.
"Konsep ini juga memperkecil serangan hama, sebab sebelum terjadi serangan hama sudah bisa diantisipasi melalui sistem terkoneksi itu. Namun demikian, kami juga tetap mengasuransikan pertanian di wilayah setempat," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018