Jember (Antaranews Jatim) - Komisi Penyiaran Indonesia mengajak masyarakat untuk memilih siaran yang berkualitas dalam kegiatan literasi media yang digelar di Hotel Aston Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin sore.

"Berdasarkan hasil survei menyebutkan bahwa masyarakat menonton televisi berkisar 2,5 jam hingga 4 jam setiap harinya, sehingga lembaga penyiaran diharapkan memberikan tayangan yang berkualitas," kata Komisioner Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat Nuning Rodiyah dalam kegiatan Literasi Media yang digelar di Hotel Aston Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin sore.

Menurutnya berdasarkan indeks kualitas program siaran televisi pada 2017 tercatat sebanyak 33 persen masyarakat yang melihat tayangan sinetron atau series dan jumlah tersebut lebih dominan dibandingkan tayangan berita atau news yang ditonton masyarakat sekitar 10 persen saja, sedangkan tayangan entertainment mendapat porsi 15 persen.

"Sejak tahun 2015 hingga 2017, jumlah masyarakat yang menonton tayangan berita masih stagnan yakni 10 persen saja dan belum menunjukkan peningkatan, sedangkan sinetron mendapatkan perhatian yang cukup besar di masyarakat yakni sebesar 33 persen," katanya.

Nuning memberikan tips kepada masyarakat untuk memilih program berkualitas yakni memperhatikan simbol di pojok atas tayangan televisi, selektif memilih program, meluangkan waktu mengidentifikasi program dan mendampingi anak nonton televisi.

"Kami mengimbau orang tua untuk mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi karena tayangan yang tidak mendidik dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, serta kami tegaskan bahwa televisi bukan `baby sitter`," ujarnya.

Sementara akademisi Universitas Jember Honest Dody Moelasy mengatakan jam menonton televisi anak sekitar 4 jam sehari atau 30-35 jam selama sepekan, bahkan anak-anak tidak bisa dilepaskan dari pengaruh telepon genggam, gawai, dan komputer.

"Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa 81 persen anak-anak usia 2-7 tahun menonton televisi sendirian, padahal tayangan yang ditonton tersebut tidak sepenuhnya baik bagi perkembangan anak-anak," katanya.

Honest juga memaparkan hasil penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa menonton televisi dan menggunakan media sosial melebihi waktu dapat menurunkan kesadaran terhadap hal-hal yang penting.

"Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk menjadi penonton yang bijak yakni dengan membatasi jam menonton televisi, membatasi penggunaan sosial media, memilih acara televisi yang baik, dan mendampingi anak saat menonton televisi karena tayangan di televisi dapat mengubah dan mempengaruhi perilaku anak," ucap dosen FISIP Universitas Jember itu.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018