Bojonegoro (Antaranews Jatim)- Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, mengembangkan tanaman minyak kayu putih dengan menanam di kawasan hutan yang berair seluas 423,7 hektare di sejumlah desa di dua kecamatan di kabupaten itu sejak 2016.
"Penanaman minyak kayu putih seluas 423,7 hektare di hutan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Ngasem dan dander itu yang pertama. Karena hasilnya bagus rencananya pada 2018 akan ditanam lagi seluas 505 hektare," kata Humas KPH Bojonegoro Markum, di Bojonegoro, Kamis.
Namun, ia mengakui kawasan hutan yang ditanami minyak kayu putih di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem dan Dander itu, juga cocok untuk tanaman jati.
"Tapi lahan kawasan hutan itu berair sehingga dilakukan uji coba dengan tanaman minyak kayu putih," ucapnya menambahkan.
Sekarang ini, menurut dia, tanaman minyak kayu putih di dua kecamatan itu berkembang dengan bagus dan sudah ada 200 hektare yang siap panen.
"Panen belum bisa dilaksanakan karena masih menunggu pesetujuan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, untuk pengelolaan tanaman minyak kayu putih itu," ucapnya
Sesuai usulan, kata dia, tanaman minyak kayu putih itu pengelolaannya ditangani lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) mulai memanen daun, menyetorkan ke perusahaan dengan sistem bagi hasil dengan Perhutani.
"Kalau memang memperoleh persetujuan dari Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, maka pola bagi hasil dengan LMDH akan segera dibahas," ujarnya.
Mengenai pemasarannya, ia belum bisa menjelaskan secara pasti, tapi daun minyak kayu putih bisa saja di jual di daerah lainnya yang sudah memiliki pusat pengolahan minyak kayu putih.
"Pengelolaan tanaman minyak kayu putih diusulkan melibatkan sekitar 20 lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di ecamatan Ngasem dan Dander," ucapnya.
Ia juga menjelaskan berkembangnya tanaman minyak kayu putih itu juga menarik investor yang akan membuka perusahaan pengolahan minyak kayu putih di Kecamatan Ngasem.
"Saat ini investor masih melakukan kajian dari segi ekonomis," ucapnya.
Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani menambahkan di kawasan hutan di wilayah kerjanya banyak menyimpan produk unggulan, selain minyak kayu putih, juga berbagai aneka makanan yang dihasilkan dari hutan seperti gadung, empon-empon, juga lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Penanaman minyak kayu putih seluas 423,7 hektare di hutan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Ngasem dan dander itu yang pertama. Karena hasilnya bagus rencananya pada 2018 akan ditanam lagi seluas 505 hektare," kata Humas KPH Bojonegoro Markum, di Bojonegoro, Kamis.
Namun, ia mengakui kawasan hutan yang ditanami minyak kayu putih di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem dan Dander itu, juga cocok untuk tanaman jati.
"Tapi lahan kawasan hutan itu berair sehingga dilakukan uji coba dengan tanaman minyak kayu putih," ucapnya menambahkan.
Sekarang ini, menurut dia, tanaman minyak kayu putih di dua kecamatan itu berkembang dengan bagus dan sudah ada 200 hektare yang siap panen.
"Panen belum bisa dilaksanakan karena masih menunggu pesetujuan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, untuk pengelolaan tanaman minyak kayu putih itu," ucapnya
Sesuai usulan, kata dia, tanaman minyak kayu putih itu pengelolaannya ditangani lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) mulai memanen daun, menyetorkan ke perusahaan dengan sistem bagi hasil dengan Perhutani.
"Kalau memang memperoleh persetujuan dari Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, maka pola bagi hasil dengan LMDH akan segera dibahas," ujarnya.
Mengenai pemasarannya, ia belum bisa menjelaskan secara pasti, tapi daun minyak kayu putih bisa saja di jual di daerah lainnya yang sudah memiliki pusat pengolahan minyak kayu putih.
"Pengelolaan tanaman minyak kayu putih diusulkan melibatkan sekitar 20 lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di ecamatan Ngasem dan Dander," ucapnya.
Ia juga menjelaskan berkembangnya tanaman minyak kayu putih itu juga menarik investor yang akan membuka perusahaan pengolahan minyak kayu putih di Kecamatan Ngasem.
"Saat ini investor masih melakukan kajian dari segi ekonomis," ucapnya.
Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani menambahkan di kawasan hutan di wilayah kerjanya banyak menyimpan produk unggulan, selain minyak kayu putih, juga berbagai aneka makanan yang dihasilkan dari hutan seperti gadung, empon-empon, juga lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018