Jember (Antaranews Jatim) - Inflasi Kabupaten Jember pada April 2018 sebesar 0,40 persen melampaui inflasi Jawa Timur sebesar 0,18 persen dan nasional sebesar 0,10 persen, bahkan inflasi Jember tertinggi dari delapan kota indeks harga konsumen di Jawa Timur.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember di antaranya bawang merah, bensin, daging ayam ras, telur ayam ras, batu bata dan rokok kretek filter," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Jember, Rabu.

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, tujuh kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,40 persen, diikuti Kota Madiun sebesar 0,22 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,21 persen, Kota Surabaya sebesar 0,20 persen, Kota Kediri dan Kota Malang masing-masing sebesar 0,14 persen.

Kemudian inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,04 persen, sedangkan satu kota yang mengalami deflasi adalah Kabupaten Sumenep sebesar 0,02 persen.

Pada bulan April 2018, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,10 persen.

"Harga bawang merah pada bulan April di Jember mengalami kenaikan yang sangat signifikan yakni sebesar 23,86 persen, dengan sumbangan inflasinya sebesar 0,105 persen dan merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar selama April 2018," tuturnya.

Menurutnya, persediaan komoditas bawang merah selama bulan April 2018 di Kabupaten Jember sedikit dibandingkan dengan permintaan konsumen di pasar dan harga di perdagangan besar/grosir mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga para pedagang eceran menaikan harga sesuai kenaikan harga di tingkat pedagang besar.

"Ke depan TPID harus melakukan terobosan untuk menekan harga bawang merah karena Kabupaten Jember sebagian besar bergantung pada daerah lain seperti Kabupaten Probolinggo yang menjadi daerah sentra bawang merah," katanya.

Untuk komoditas penyumbang deflasi atau yang menghambat laju inflasi di antaranya sebagian besar berasal dari kelompok pengeluaran bahan makanan seperti, beras, bayam, sawi hijau, wortel, cumi-cumi, jeruk, melon, kacang panjang, cabai rawit.

"Inflasi bulan April 2018 di Jember terdiri atas komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,30 persen, dan komponen diatur pemerintah (administered) mengalami inflasi sebesar 0,44 persen, sedangkan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami deflasi sebesar 1,62 persen," katanya.

Berdasarkan catatan BPS Jember, selama tiga belas tahun terakhir yaitu periode tahun 2006-2018, pada bulan April terjadi sembilan kali inflasi dan empat kali deflasi. Tahun 2006 merupakan inflasi tertinggi sebesar 0,99 persen dan inflasi terendah pada tahun 2014 sebesar 0,01 persen.

Sedangkan tahun 2009 merupakan deflasi tertinggi sebesar 0,87 persen dan deflasi terendah pada tahun 2013 sebesar 0,34 persen. Angka inflasi bulan April tahun 2018 sebesar 0,40 persen lebih tinggi bila dibandingkan inflasi bulan April tahun 2017 sebesar 0,28 persen.

"Kami berharap TPID Jember juga mengantisipasi adanya lonjakan harga bahan pokok pada Mei 2018 karena memasuki awal Ramadhan, sehingga laju inflasi dapat dikendalikan," ujarnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018