Jakarta, (Antara) - Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa menegaskan bahwa Indonesia mendukung terbentuknya poros Islam wasathiyah dunia.
"Posisi Indonesia sangat jelas, kami mendorong dan berkomitmen untuk lahirnya poros wasathiyah Islam dunia. Kami yakin dengan wasathiyah Islam, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama 'rahmatan lil alamin, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden menyampaikan hal itu saat membuka Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah (Islam Moderat) yang dihadiri oleh sekitar 100 orang ulama yang berasal dari Indonesia (50 orang) dan luar negeri (50 orang) yang berasal dari Yaman, Mesir, Iran, Maroko, Italia, Amerika dan negara-negara lainnya.
Konsultasi tingkat tinggi itu juga dihadiri oleh Imam Besar dan Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb dan digagas oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin.
"Kita sebagai umat Islam harus menjadi teladan dalam mengembangkan perdamaian dan persatuan, kita harus menjadi pemimpin dalam perdamaian dunia, sekaligus kita harus menjadi bangsa yang maju yang menjadi motor penggerak kemajuan dunia," tutur Presiden.
Presiden mengungkapkan bahwa harus diakui terjadi banyak kemajuan di negara-negara muslim termasuk di bidang ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Pembangunan di negara-negara muslim tidak kalah dibanding negara-negara di belahan dunia yang lain, namun di sisi lain terdapat perkembangan yang menggelisahkan di berbagai belahan dunia," ungkap Presiden.
Dengan teknologi komunikasi yang berkembang pesat maka penggunaan media sosial media membawa implikasi yang signifikan.
"Di satu sisi dapat meningkatkan interaksi, tapi di sisi lain media sosial juga digunakan untuk menyebarluaskan ujaran kebencian bahkan digunakan untuk menyebarluaskan radikalisme," tambah Presiden.
Hal itu menjadi tantangan yang lebih berat untuk menyebarkan Islam yang wasathiyah.
"Karena itu saya menyambut gembira diselenggarakannya 'High Level Consultation of World Moslem Scholar on Wasattiyah Islam' yang dimulai pada hari ini. Keterlibatan para ulama menjadi sangat penting karena para ulama adalah pewaris para nabi dan obor keteladanan bagi umat," ujar Presiden.
Presiden pun meminta agar para ulama bersatu untuk menyebarkan Islam yang wasaathiyah.
"Jika para ulama bersatu padu dalam satu barisan untuk membumikan moderasi Islam, maka saya optimistis poros wasathiyah Islam dunia akan menjadi arus utama, akan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, yang aman, yang sejahtera, yang berkeadilan dan menjadi gerakan islam untuk mewujudkan keadailan sosial," tegas Presiden.(*)
Video Oleh Desca Lidya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Posisi Indonesia sangat jelas, kami mendorong dan berkomitmen untuk lahirnya poros wasathiyah Islam dunia. Kami yakin dengan wasathiyah Islam, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama 'rahmatan lil alamin, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden menyampaikan hal itu saat membuka Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah (Islam Moderat) yang dihadiri oleh sekitar 100 orang ulama yang berasal dari Indonesia (50 orang) dan luar negeri (50 orang) yang berasal dari Yaman, Mesir, Iran, Maroko, Italia, Amerika dan negara-negara lainnya.
Konsultasi tingkat tinggi itu juga dihadiri oleh Imam Besar dan Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb dan digagas oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin.
"Kita sebagai umat Islam harus menjadi teladan dalam mengembangkan perdamaian dan persatuan, kita harus menjadi pemimpin dalam perdamaian dunia, sekaligus kita harus menjadi bangsa yang maju yang menjadi motor penggerak kemajuan dunia," tutur Presiden.
Presiden mengungkapkan bahwa harus diakui terjadi banyak kemajuan di negara-negara muslim termasuk di bidang ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Pembangunan di negara-negara muslim tidak kalah dibanding negara-negara di belahan dunia yang lain, namun di sisi lain terdapat perkembangan yang menggelisahkan di berbagai belahan dunia," ungkap Presiden.
Dengan teknologi komunikasi yang berkembang pesat maka penggunaan media sosial media membawa implikasi yang signifikan.
"Di satu sisi dapat meningkatkan interaksi, tapi di sisi lain media sosial juga digunakan untuk menyebarluaskan ujaran kebencian bahkan digunakan untuk menyebarluaskan radikalisme," tambah Presiden.
Hal itu menjadi tantangan yang lebih berat untuk menyebarkan Islam yang wasathiyah.
"Karena itu saya menyambut gembira diselenggarakannya 'High Level Consultation of World Moslem Scholar on Wasattiyah Islam' yang dimulai pada hari ini. Keterlibatan para ulama menjadi sangat penting karena para ulama adalah pewaris para nabi dan obor keteladanan bagi umat," ujar Presiden.
Presiden pun meminta agar para ulama bersatu untuk menyebarkan Islam yang wasaathiyah.
"Jika para ulama bersatu padu dalam satu barisan untuk membumikan moderasi Islam, maka saya optimistis poros wasathiyah Islam dunia akan menjadi arus utama, akan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, yang aman, yang sejahtera, yang berkeadilan dan menjadi gerakan islam untuk mewujudkan keadailan sosial," tegas Presiden.(*)
Video Oleh Desca Lidya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018