Kediri (Antaranews Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, Jawa Timur, akan mengawal stabilitas harga, terlebih lagi menjelang Ramadhan 1439 Hijriah menyusul harga bahan pokok yang sudah mulai naik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengemukakan inflasi di Kota Kediri pada Maret 2018 yaitu 0,10 persen (month to month/mtm), sehingga inflasi kumulatif Januari-Maret 2018 adalah 0,50 (year to date/ ytd) dengan inflasi tahunan 2,41 persen (year on year/ yoy).
"Bahwa inflasi Januari-Maret 2018 ini termasuk rendah di Jawa. Untuk April perkiraan akan terkendali, karena harga beras rata-rata turun, panen raya terjadi Maret. Harga bawang putih juga turun karena ada impor, bawang merah juga demikian," kata Djoko di Kediri, Rabu.
Djoko yang ditemui saat pertemuan TPID Kota Kediri di Kantor BI Kediri itu mengungkapkan menjelang Ramadhan memang dimungkinkan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas. Namun, ditegaskannya masih bisa terkendali. TPID juga akan selalu berkoordinasi untuk mengambil solusi demi menekan inflasi.
Selain itu, Djoko juga mengatakan keterlibatan tim Satgas Pangan dari kepolisian juga sangat membantu. Pjs Wali Kota Kediri juga memberikan respon yang positif, sehinggga diharapkan bisa menjadi solusi, sehingga inflasi di Kediri bisa terjaga.
Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T Brahmana menambahkan, dari berbagai pengalaman setiap kali menjelang Ramadhan sejumlah komoditas harganya memang naik. Misalnya yang terjadi di 2016 dan 2017, di antaranya beras, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, hingga telur, yang harganya mengalami kenaikan.
"Yang akan terjadi menjelang Ramadhan adalah komoditas yang biasanya naik. Saya berbicara di Maret. Di bulan Maret, bawang merah benar sudah naik, bawang putih ada kenaikan, daging ayam ras, cabai merah, naik tapi masih kecil," kata Ellyn.
Ia juga mengatakan BPS tetap independen dalam melakukan pemantauan yang dilakukan dalam satu bulan penuh. Hasil dari pemantauan itu diolah menjadi data, dan akan diketahui apakah terjadi inflasi atau justru deflasi.
Walaupun saat ini ada kenaikan yang relatif kecil, untuk April masih belum diketahui apakah inflasi atau justru deflasi. Saat ini, proses pemantauan masih dilakukan hingga bulan akhir bulan. Ia tetap berharap, semua bisa terjaga baik.
Beberapa risiko yang perlu mendapat perhatian misalnya potensi kenaikan konsumsi, kenaikan harga BBM, nonsubsidi seiring kenaikan harga minyak mentah dunia, serta belum optimalnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang putih, bawang merah dan cabai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto mengemukakan inflasi di Kota Kediri pada Maret 2018 yaitu 0,10 persen (month to month/mtm), sehingga inflasi kumulatif Januari-Maret 2018 adalah 0,50 (year to date/ ytd) dengan inflasi tahunan 2,41 persen (year on year/ yoy).
"Bahwa inflasi Januari-Maret 2018 ini termasuk rendah di Jawa. Untuk April perkiraan akan terkendali, karena harga beras rata-rata turun, panen raya terjadi Maret. Harga bawang putih juga turun karena ada impor, bawang merah juga demikian," kata Djoko di Kediri, Rabu.
Djoko yang ditemui saat pertemuan TPID Kota Kediri di Kantor BI Kediri itu mengungkapkan menjelang Ramadhan memang dimungkinkan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas. Namun, ditegaskannya masih bisa terkendali. TPID juga akan selalu berkoordinasi untuk mengambil solusi demi menekan inflasi.
Selain itu, Djoko juga mengatakan keterlibatan tim Satgas Pangan dari kepolisian juga sangat membantu. Pjs Wali Kota Kediri juga memberikan respon yang positif, sehinggga diharapkan bisa menjadi solusi, sehingga inflasi di Kediri bisa terjaga.
Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T Brahmana menambahkan, dari berbagai pengalaman setiap kali menjelang Ramadhan sejumlah komoditas harganya memang naik. Misalnya yang terjadi di 2016 dan 2017, di antaranya beras, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, hingga telur, yang harganya mengalami kenaikan.
"Yang akan terjadi menjelang Ramadhan adalah komoditas yang biasanya naik. Saya berbicara di Maret. Di bulan Maret, bawang merah benar sudah naik, bawang putih ada kenaikan, daging ayam ras, cabai merah, naik tapi masih kecil," kata Ellyn.
Ia juga mengatakan BPS tetap independen dalam melakukan pemantauan yang dilakukan dalam satu bulan penuh. Hasil dari pemantauan itu diolah menjadi data, dan akan diketahui apakah terjadi inflasi atau justru deflasi.
Walaupun saat ini ada kenaikan yang relatif kecil, untuk April masih belum diketahui apakah inflasi atau justru deflasi. Saat ini, proses pemantauan masih dilakukan hingga bulan akhir bulan. Ia tetap berharap, semua bisa terjaga baik.
Beberapa risiko yang perlu mendapat perhatian misalnya potensi kenaikan konsumsi, kenaikan harga BBM, nonsubsidi seiring kenaikan harga minyak mentah dunia, serta belum optimalnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang putih, bawang merah dan cabai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018