Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya I, memperketat pengawasan guna mencegah  penyelundupan benih lobster keluar daerah Jawa Timur.

Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya I, Muhlin, Kamis mengatakan pengawasan yang dilakukan tersebut di antaranya  berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti jajaran kepolisian setempat.

"Kami melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan yang lain supaya bersama-sama dalam melaksanakan pemantauan upaya penyelundupan benih lobster," ujarnya di Sidoarjo.

Ia menjelaskan, selain dengan petugas kepolisian pihaknya juga bekerja sama dengan petugas yang ada di PT Angkasa Pura I supaya memantau rencana penyelundupan melalui jalur udara.

"Dengan demikian, maka peredaran penyelundupan benih lobster, keluar negeri bisa dicegah demi menyelamatkan kedaulatan negara akan kepemilikan benih tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya juga mewaspadai beberapa daerah di Jawa Timur yang selama ini terkenal dengan benih lobster, yaitu dari Banyuwangi dan juga dari Jember.

"Namun, tidak menutup kemungkinan kami juga akan bergerak ke daerah lain seperti Pacitan dan juga daerah lainnya, karena untuk upaya penyelundupan benih lobster ini sifatnya diranjau," katanya.

Menurutnya, yang saat ini menjadi konsentrasi petugas adalah upaya menangkap pengepul atau juga juragan besarnya dan bukan pada nelayan.

"Karena kalau ditingkat nelayan, harga jual benih lobster adalah Rp20 ribu setiap ekornya, tetapi kalau sampai diluar negeri harga jualnya bisa mencapai Rp150 ribu setiap ekornya," katanya.

Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah meningkatkan kedaulatan akan kepemilikan benih lobster tersebut karena jangan sampai Indonesia ini akan kehilangan benih lobster karena diselundupkan.

"Kalau untuk jumlah hasil ungkap kami belum bisa memberikan angka pastinya, namun yang jelas jumlahnya cukup banyak dan itu perlu adanya kesadaran bersama," ucapnya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018