Surabaya (Antaranews Jatim) - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin menyetujui adanya perubahan sistem magnet menjadi chip di kartu ATM agar lebih aman dan mengantisipasi adanya kasus "skimming".

"Saya sangat setuju untuk segera mengubah sistem magnet dengan chip, itu lebih 'safety'," ujar Kapolda saat pertemuan dengan Pimpinan Perbankan di Jatim di Surabaya, Rabu.

Kapolda menilai adanya kejahatan seperti skimming tak bisa dilepaskan dari adanya perkembangan teknologi seperti saat ini.

"Dulu nggak ada pencurian kayak gini. Tapi mudah-mudahan dengan sistem chip lebih diantisipasi lah pihak perbankan. Skimming ini sudah diselesaikan dengan baik oleh perbankan, sehingga tidak menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat," tutur Machfud.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harimukti mengatakan sejak 2015 Bank Indonesia sudah mengeluarkan surat edaran tentang penggunaan atau standar penggunaan chip pada setiap kartu ATM maupun kartu debit yang dilakukan secara bertahap.

"Akhir tahun 2018 ditargetkan sebanyak 30 persen. Tahun 2019 sebanyak 50 persen. Tahun 2020 sebanyak 80 persen. Paling lambat tahun 2021 seluruh kartu ATM sudah menggunakan chip," tuturnya.

Selain membahas masalah perbankan, pada kesempatan itu juga Pimpinan Perbankan Jatim mendeklarasikan diri untuk menyatakan dukungan pelaksaaan Pilkada serentak 2018 pada 27 Juni mendatang agar berjalan damai dan antihoaks.

Deklarasi dibacakan secara serentak oleh seluruh pimpinan perbankan di Jatim dan dipimpin oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harimukti.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018