Probolinggo (Antaranews Jatim) - Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar mengatakan kebijakan pemerintah melakukan impor garam dapat berdampak pada anjloknya harga garam di daerah.

"Kami khawatir garam impor untuk industri itu bocor dan terserap ke sektor konsumsi, sehingga berdampak pada serapan garam petani akan berkurang dan harga jualnya bisa anjlok," katanya di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu.

HMPG Probolinggo juga sudah diundang bersama petani garam lainnya se-Jawa Timur pada rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jatim beberapa waktu lalu untuk membahas tentang pergaraman di provinsi setempat.

"Saat rapat di Pemprov Jatim, para petani garam sepakat untuk menolak impor karena khawatir garam impor itu juga terserap ke sektor konsumsi karena biasanya dipasok oleh produsen garam lokal. Apalagi tidak ada jaminan garam impor tersebut tidak akan merembes ke sektor konsumsi," tuturnya.

Berdasarkan pengalaman impor sebelumnya, lanjut dia, kebijakan impor cukup berpengaruh pada harga jual garam lokal milik petani dan hal itu dikhawatirkan terjadi lagi usai impor garam sebanyak 3,7 ton yang terealisasi tahun 2018.

"Sebenarnya tidak apa-apa melakukan impor garam, namun harus didata dengan benar kebutuhan industrinya karena informasi terakhir yang saya dapat, data dari Kemendag dan KKP saja masih berbeda, sehingga hal itu yang membuat petani garam resah," katanya.

Pihaknya juga mendapatkan informasi, ada importir garam yang juga menggunakan garam industri menjadi garam konsumsi dan jika hal itu terjadi, maka garam krosok dari petani bisa sulit terserap dan di sisi lain, petani berharap agar penyerapan garam petani bisa maksimal.

"Kalau nanti panen raya dan jumlah garam petani melimpah, maka bisa saja harga jualnya anjlok. Kami harapkan harga jual garam krosok petani nantinya bisa stabil kisaran Rp1.500-Rp2.000 per kilogram," ujarnya.

Berdasar data DKP Provinsi Jawa Timur, produksi garam di Jawa Timur tahun 2017 sebanyak 436.929 ton dan jumlah itu didapat dari 12 daerah penghasil garam dengan produksi terbesar yakni dari Kabupaten Sumenep, Madura sebanyak 232.292 ton dari lahan seluas 2.278 hektare yang dikelola oleh 114 kelompok petani garam.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kepada sejumlah media di Jakarta mengatakan aturan impor garam sudah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan pemerintah berencana melakukan impor garam sebanyak 3,7 ton, namun di sisi lain Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan rekomendasi impor garam industri hanya sebanyak 1,8 juta ton.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018