Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Surabaya (Ubaya) mengajari sembilan mahasiswa "summer program" dari Queensland University of Technology (QUT) Australia menari tarian Jaranan Turonggo Yakso asal Treanggalek, Jawa Timur di kampus setempat, Senin.

Kepala Kantor Hubungan Internasional Ubaya Adi Prasetyo Tedjakusuma mengatakan "summer program" merupakan program jangka pendek bagi mahasiswa QUT itu untuk mempelajari properti di Surabaya mulai tanggal 4-15 April.

"Selain belajar properti, kami kenalkan tarian tradisional agar mereka kenal budaya Indonesia," katanya.

Dia mengatakan alasan mengajari mahasiswa Australia itu karena tarian Jaranan Turonggo Yakso sudah sangat jarang dimainkan. Selain itu, tarian itu sengaja diajarkan Ubaya untuk memamerkan kekayaan budaya dan kesenian tari Indonesia yang berbeda dengan tarian berkuda pada umumnya.

"Tarian ini tentang kuda raksasa yang menggambarkan potret perjalanan manusia yang selalui diwarnai kebaikan dan keburukan," ujarnya.

Pelatih Tari Turonggo Yakso, Dian Bokir menjelaskan, kostum dan aksesoris lain sudah disiapakan untuk mendukung penampilan sembilan mahasiwa QUT. Di antaranya kostum, ikat kepala, kalung kace, deker, centing, sabuk, celana panji, jarik, binggel, gongseng, dan dilengkapi pecut serta kuda kepang.

Sementara itu, Shaun Wallace, salah satu mahasiswa mengaku gembira bisa menarikan Jaranan Turonggo Yakso. Meski sedikit kesulitan karena belum terbiasa, dia ingin terus belajar untuk ditampilkan kembali ke depannya.

"Terus berlatih bisa membuatnya mudah. Ini tadi sangat menyenangkan, meski baru pertama," katanya.

Selain Shaun Wallace, mahasiswa QUT yang tampil adalah Liam Cassidy, Jamie Kim, Thomas Duke, Timothy Chee, Bailey Pitt, Jessica Skinner, Scott Cawston, dan Matthew Yu. Semua berasal dari jurusan Bachelor of Property Econommics.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018