Sumenep (Antaranews-Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyatakan kenaikan harga cabai merah memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di kabupaten tersebut pada Maret 2018.

"Selain cabai merah, bawang merah juga menyumbang terjadinya inflasi. Namun, inflasi di Sumenep pada Maret 2018 yang sebesar 0,01 persen itu terendah di Jawa Timur," kata Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman di Sumenep, Selasa. (Baca juga: BPS: Inflasi Februari Sumenep Terendah di Jatim)

Sesuai data di BPS Sumenep, enam dari tujuh kelompok pengeluaran pada Maret 2018 mengalami inflasi dan satu lainnya deflasi.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,43 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,37 persen.

Tiga kelompok pengeluaran lainnya yang juga inflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,21 persen; keompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,12 persen; dan kelompok kesehatan 0,11 persen.

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,23 persen," kata Syaiful, menambahkan.

Komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi di Sumenep pada Maret 2018 adalah beras, daging ayam ras, dan apel.

Sesuai data di BPS Sumenep, enam dari delapan daerah di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi dan dua lainnya deflasi.

Enam daerah yang inflasi adalah Banyuwangi sebesar 0,12 persen; Malang juga 0,12 persen; Kediri 0,10 persen; Surabaya 0,06 persen; Madiun 0,02 persen; dan Sumenep 0,01 persen.

Sementara dua daerah yang mengalami deflasi adalah Probolinggo sebesar 0,13 persen dan Jember 0,08 persen. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018