Bangkalan (Antaranews Jatim) - Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mulai menghijaukan sejumlah desa gersang di wilayah itu guna menekan terjadinya bencana kekeringan dan bajir.

"Sebab, berdasarkan kajian kami, bencana alam dan banjir yang selama ini sering terjadi, salah satu penyebabnya karena kurangnya penghijauan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) pada Dinas Kebersihan Lingkungan (DLH) Pemkab Bangkalan Moh Nasir di Bangkalan, Rabu.

Nasir menjelaskan, banjir yang sering terjadi selama ini, salah satu penyebabnya karena tidak adanya pepohonan di lingkungan sekitar.

Jika hujan turun dengan deras, maka akan langsung terjadi banjir. Padahal, pohon-pohon itu memiliki banyak fungsi.

Selain menyerap air apabila hujan turun, juga untuk ketersediaan sumber air. "Daerah yang gersang dan tidak ada pepohonan, biasanya sumber mata airnya juga tidak ada," ujar Nasir.

Ia menjelaskan desa yang menjadi sasaran pemkab dalam program penghijauan kali ini adalah Desa Bulukagung, Kecamatan Klampis.

"Desa Bulukagung ini akan menjadi pencontohan dulu, dan selanjutnya kami akan bergerak ke desa-desa lainnya," ujarnya, menjelaskan.

Moh Nasir menjelaskan gerakan penghijauan ini juga dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap lingkungan, sehingga selain bisa memberikan oksigen yang segar juga bisa membantu menyelamatkan masyarakat yang selama ini selalu krisis air bersih.

Menurut dia, gerakan program penghijauan di desa gersang ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Bangkalan melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLH).

"Selain melalui DLH, Pemkab Bangkalan juga memberikan bantuan pengeboran melalui dinas terkait lainnya, seperti dinas sosial dan dinas pertanian. Jadi, upaya yang dilakukan pemkab adalah terintegratif," katanya, menjelaskan.

Desa Bulukagung, merupakan desa yang dikenal sebagai desa kering dan selalu kekurangan air bersih saat kemarau.

Hal ini terjadi, karena di desa tersebut, pepohonan sangat sedikit, akibat ditebang oleh masyarakat tanpa melakukan peremajaan kembali. Dampaknya, kandungan sumber air juga sedikit, sehingga saat kemarau, selalu kekurangan air.

"Fakta ini yang menyebabkan kami menjadikan Desa Bulukagung sebagai sasaran program penanaman pohon," katanya, menjelaskan.

Menurut Nasir, jenis pohon yang ditanam di desa itu, adalah pohon yang bisa menghasilkan kandungan air. Diantaranya adalah pohon sukun, kluwek, sawu kecik dan pohon nangka.

"Kami optimis dengan program ini bisa menyelamatkan sumber mata air. Maka dari itu kami sengaja melakukan kegiatan program perlindungan dan konservasi sumberdaya. Sehingga manfaatnya bisa mengelola keanekaragaman hayati dan ekosistem," katanya menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018