Surabaya (Antaranews Jatim) - Perwakilan Taiwan di Surabaya atau Taipei Economic and Trade Office in Surabaya (TETOS) memfokuskan terhadap empat aspek dalam menjalankan Kebijakan Menuju Ke Arah Selatan (The New Southbound Policy).
Director General TETOS Jeffrey S.C. Hsiao, di Surabaya, Rabu, mengatakan empat apsek tersebut meliputi pertukaran talenta, promosi pariwisata Taiwan, promosi kerja sama bilateral dalam aspek ekonomi dan perdagangan dan Mendirikan Asosiasi Purna TKI Jawa Timur dan Asosiasi Teman Taiwan (Friends of Taiwan).
"TETOS yang didirikan pada 18 Desember 2015, merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Taiwan dalam menjalankan kebijakan menuju arah selatan," katanya.
Jeffrey menjelaskan Taiwan saat ini semakin diminati sebagai destinasi studi bagi para pelajar dari Indonesia. Tidak hanya karena majunya riset dan kualitas pendidikannya, Taiwan diminati karena para mahasiswa dapat sekaligus belajar budaya dan bahasa Mandarin.
"Taiwan memiliki masyarakat yang siap menerima perbedaan budaya. Untuk itu, Taiwan memberikan lebih banyak beasiswa bagi para pelajar khususnya dari negara-negara Asia Tenggara," katanya.
Tidak hanya memfasilitasi dari segi kebutuhan kelengkapan dokumen, TETO Surabaya berkerja sama dengan Taiwan Chamber of Commerce Surabaya dan IKATI (Ikatan Alumnus Taiwan Indonesia) setiap tahunnya mengadakan gathering alumni Taiwan dan mengumpulkan data base mereka untuk career match.
"Sehingga para alumnus yang kembali ke Indonesia dapat mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan Taiwan yang berada di Jawa Timur," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dilakukan kerja sama antara Universitas Airlangga Surabaya dan Asia University untuk mendirikan Taiwan Education Center Indonesia didirikan di Surabaya.
Taiwan juga memberikan kelonggaran kebijakan aplikasi visa dengan memberikan visa gratis bagi mereka yang memiliki visa Taiwan dalam 10 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, Taiwan terus berbenah dalam menciptakan Muslim Friendly Tourism dengan menyediakan fasilitas ibadah di area tour dan termasuk juga memperbanyak restaurant dan hotel bersetifikat halal.
TETO Surabaya secara rutin mengadakan seminar travel ke Taiwan dengan mengundang pebisnis Tour dan Travel di Surabaya dan sekitarnya. "Seminar rutin diberikan sebagai bentuk forum diskusi dua arah, dimana kami review pelayanan dan memberikan update terkini terkait informasi wisata di Taiwan dan kami juga mendengar masukan dari instansi yang bersangkutan," katanya.
Selain itu, TETO Surabaya juga giat memfasilitasi kerja sama dagang antara Taiwan dengan Indonesia, salah satu contohnya pada 19 Januari 2018 lalu, TETO Surabaya mengantarkan delegasi Menteri Ekonomi Taiwan berkunjung ke Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) yang merupakan daerah indurstri terintegrasi terbesar di Indonesia Timur.
"TETO Surabaya juga kerap mengundang pebisnis kenamaan asal Jawa Timur untuk berkunjung ke Taiwan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, ada setidaknya 260.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan, 60 persen-nya berasal dari Jawa Timur. Tentu saja, tidak sedikit juga yang sudah pulang dan kembali ke daerahnya.
TETO Surabaya menjangkau mereka dan terus menjalin hubungan baik dengan cara mendirikan Asosiasi TKI Jawa Timur pada Desember 2016 bertepatan dengan ulang tahun pertama TETO Surabaya.
Bersama dengan Asosiasi ini, TETO Surabaya mengadakan forum/seminar tahunan untuk melakukan kajian dan mendengar masukan-masukan dari pelbagai instansi yang terkait seperti; BP2TKI, Asosiasi Agen TKI, Akademisi.
"Dalam forum ini kami mendengar cerita dari purna TKI, memberikan beasiswa bagi anak-anak mereka, dan juga membawa kajian tersebut sebagai umpan balik bagi pembuat kebijakan terkait ketenagakerjaan di Taiwan," katanya.
Tidak hanya Asosiasi TKI, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kedua, pada Desember 2017, TETO Surabaya juga membentuk Asosiasi Teman Taiwan (Friends of Taiwan), yaitu komunitas yang terdiri dari tokoh-tokoh yang pernah diundang ke Taiwan dan memberi info terkini dari Taiwan kepada mereka.
"Kami berharap komunitas-komunitas/asosiasi yang dibentuk ini dapat mewadahi pertukaran budaya dan informasi antara Taiwan dan Indonesia, sehingga pemahaman akan kedua belah pihak akan semakin baik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Director General TETOS Jeffrey S.C. Hsiao, di Surabaya, Rabu, mengatakan empat apsek tersebut meliputi pertukaran talenta, promosi pariwisata Taiwan, promosi kerja sama bilateral dalam aspek ekonomi dan perdagangan dan Mendirikan Asosiasi Purna TKI Jawa Timur dan Asosiasi Teman Taiwan (Friends of Taiwan).
"TETOS yang didirikan pada 18 Desember 2015, merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Taiwan dalam menjalankan kebijakan menuju arah selatan," katanya.
Jeffrey menjelaskan Taiwan saat ini semakin diminati sebagai destinasi studi bagi para pelajar dari Indonesia. Tidak hanya karena majunya riset dan kualitas pendidikannya, Taiwan diminati karena para mahasiswa dapat sekaligus belajar budaya dan bahasa Mandarin.
"Taiwan memiliki masyarakat yang siap menerima perbedaan budaya. Untuk itu, Taiwan memberikan lebih banyak beasiswa bagi para pelajar khususnya dari negara-negara Asia Tenggara," katanya.
Tidak hanya memfasilitasi dari segi kebutuhan kelengkapan dokumen, TETO Surabaya berkerja sama dengan Taiwan Chamber of Commerce Surabaya dan IKATI (Ikatan Alumnus Taiwan Indonesia) setiap tahunnya mengadakan gathering alumni Taiwan dan mengumpulkan data base mereka untuk career match.
"Sehingga para alumnus yang kembali ke Indonesia dapat mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan Taiwan yang berada di Jawa Timur," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dilakukan kerja sama antara Universitas Airlangga Surabaya dan Asia University untuk mendirikan Taiwan Education Center Indonesia didirikan di Surabaya.
Taiwan juga memberikan kelonggaran kebijakan aplikasi visa dengan memberikan visa gratis bagi mereka yang memiliki visa Taiwan dalam 10 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, Taiwan terus berbenah dalam menciptakan Muslim Friendly Tourism dengan menyediakan fasilitas ibadah di area tour dan termasuk juga memperbanyak restaurant dan hotel bersetifikat halal.
TETO Surabaya secara rutin mengadakan seminar travel ke Taiwan dengan mengundang pebisnis Tour dan Travel di Surabaya dan sekitarnya. "Seminar rutin diberikan sebagai bentuk forum diskusi dua arah, dimana kami review pelayanan dan memberikan update terkini terkait informasi wisata di Taiwan dan kami juga mendengar masukan dari instansi yang bersangkutan," katanya.
Selain itu, TETO Surabaya juga giat memfasilitasi kerja sama dagang antara Taiwan dengan Indonesia, salah satu contohnya pada 19 Januari 2018 lalu, TETO Surabaya mengantarkan delegasi Menteri Ekonomi Taiwan berkunjung ke Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) yang merupakan daerah indurstri terintegrasi terbesar di Indonesia Timur.
"TETO Surabaya juga kerap mengundang pebisnis kenamaan asal Jawa Timur untuk berkunjung ke Taiwan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, ada setidaknya 260.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan, 60 persen-nya berasal dari Jawa Timur. Tentu saja, tidak sedikit juga yang sudah pulang dan kembali ke daerahnya.
TETO Surabaya menjangkau mereka dan terus menjalin hubungan baik dengan cara mendirikan Asosiasi TKI Jawa Timur pada Desember 2016 bertepatan dengan ulang tahun pertama TETO Surabaya.
Bersama dengan Asosiasi ini, TETO Surabaya mengadakan forum/seminar tahunan untuk melakukan kajian dan mendengar masukan-masukan dari pelbagai instansi yang terkait seperti; BP2TKI, Asosiasi Agen TKI, Akademisi.
"Dalam forum ini kami mendengar cerita dari purna TKI, memberikan beasiswa bagi anak-anak mereka, dan juga membawa kajian tersebut sebagai umpan balik bagi pembuat kebijakan terkait ketenagakerjaan di Taiwan," katanya.
Tidak hanya Asosiasi TKI, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kedua, pada Desember 2017, TETO Surabaya juga membentuk Asosiasi Teman Taiwan (Friends of Taiwan), yaitu komunitas yang terdiri dari tokoh-tokoh yang pernah diundang ke Taiwan dan memberi info terkini dari Taiwan kepada mereka.
"Kami berharap komunitas-komunitas/asosiasi yang dibentuk ini dapat mewadahi pertukaran budaya dan informasi antara Taiwan dan Indonesia, sehingga pemahaman akan kedua belah pihak akan semakin baik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018