Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan penetapan status siaga bencana di daerahnya yang dimulai sejak 1 Januari, akan berakhir akhir Maret, dengan mempertimbangan curah hujan sudah menurun dibandingkan Maret.

"Penetapan status siaga bencana akan berakhir akhir Maret," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Sabtu.

Ia menyebutkan penetapan status bencana dikeluarkan Bupati Bojonegoro Suyoto, dengan mempertimbangan curah hujan selama musim hujan tinggi berpotensi menimbulkan bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan Maret tertinggi mencapai 401 milimeter berpotensi menimbulkan bencana banjir, juga tanah longsor.

"Tapi prakiraan curah hujan selama April sudah turun tidak berpotensi menimbulkan bencana," ujarnya.

Sesuai data di BPBD menyebutkan kerugian dalam tiga kali banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat termasuk dalam dua kali kejadian banjir bandang mencapai Rp13,1 miliar.

Banjir luapan Bengawan Solo terjadi dalam kurun waktu Januari sampai 14 Maret yang melanda 96 desa di 12 kecamatan.

Daerah yang dilanda banjir luapan Bengawan Solo, antara lain, Kecamatan Kota, Dander, Balen, Kanor dan Baureno, dan kecamatan lainnya. Banjir sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat merendam tanaman padi seluas 1.582 hektare dan palawija 299 hektare.

Warga terdampak luapan Bengawan Solo sebanyak 3.165 kepela keluarga (KK). Selain itu, banjir juga merendam jalan paving di desa sepanjang 41,3 kilometer dan jalan kabupaten sekitar 7 kilometer.

Selain itu banjir bandang terjadi dua kali dalam kurun waktu Januari-22 Februari melanda 26 desa di Kecamatan Temayang, Gondang, Dander, Balen, Bubulan dan Sukosewu. Banjir merusak tanaman padi seluas 363 hektare, dan palawija 59 hektare selain merusak sejumlah jembatan desa.

Warga terdampak di daerah banjir bandang tercatat 4.254 KK. Selain itu banjir bandang juga merendam jalan desa

Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) di Bojonegoro jauh di bawah siaga banjir hanya 8,60 meter.

"Kondisi Bengawan Solo di hulu, Jawa Tengah, juga hilir Jawa Timur, aman tidak terjadi banjir," ujar Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018