Sepekan sebelumnya, publik dikejutkan dengan laporan hilangnya uang nasabah BRI di Kediri Jawa Timur secara misterius. Akibatnya, nasabah berbondong-bondong mendatangi kantor BRI terdekat untuk mengadukan permasalahannya.
Beberapa dugaan muncul, salah satunya menganggap hal itu terjadi karena kejahatan skimming atau kejahatan yang dilakukan dengan alat yang bernama skammer, yakni alat yang ditempatkan di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian menduplikat data nasabah dan mencurinya.
Namun ada juga dugaan-dugaan lain yang mengakibatkan hilangnya uang tersebut, dan hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian dan perbankan.
Kasus serupa juga menimpa Bank Mandiri di Surabaya. Akibatnya belasan nasabah bank itu antre mengurus pemblokiran rekening di kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena.
Para nasabah itu sengaja melakukan pemblokiran rekening karena saldo di rekening mereka raib secara misterius dan diduga akibat kejahatan skimming.
Berdasarkan catatan, skimming bukanlah hal yang pertama terjadi di negeri ini. Kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu dengan menggunakan metode dan teknologi yang sama, dan pelakunya berhasil ditangkap.
Namun teknologi kini terus berkembang, dan diduga kasus skimming yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir melibatkan pihak asing atau menggunakan metode lintas negara, sehingga data yang dicuri kemudian dicairkan di negara lain.
Berdasarkan rilis Penyidik Polda Metro Jaya, jaringan skimming melibatkan warga negara Rumania, Hungaria dan Indonesia untuk membobol 64 bank di sejumlah negara, sehingga perlu adanya kehati-hatian bagi masyarakat.
Diakui atau tidak, perkembangan teknologi yang begitu cepat dan memudahkan manusia kadang membuat manusia lupa, bahwa kemajuan teknologi selalu dibarengi dua sisi yakni positif dan negatif.
Manusia lupa dengan sisi negatif karena terlalu ueforia atau gembira dengan hadirnya teknologi yang sifatnya dasarnya adalah memudahkan dalam pekerjaan sehari-hari.
Oleh karena itu, perlu ada sikap kehati-hatian dalam setiap mengikuti perkembangan teknologi, sehiggga akan muncul kewaspadaan dalam diri.
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dilawan, namun rumus yang perlu diberlakukan tetap mengikuti dengan pendampingan sikap kewaspadaan, sehingga akan ada upaya antisipasi, seperti halnya kasus skimming.
Karena, bagaimanapun canggih dan majunya teknologi tidak akan luput dari yang namanya kejahatan, selama di dunia masih ada yang namanya manusia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Beberapa dugaan muncul, salah satunya menganggap hal itu terjadi karena kejahatan skimming atau kejahatan yang dilakukan dengan alat yang bernama skammer, yakni alat yang ditempatkan di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian menduplikat data nasabah dan mencurinya.
Namun ada juga dugaan-dugaan lain yang mengakibatkan hilangnya uang tersebut, dan hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian dan perbankan.
Kasus serupa juga menimpa Bank Mandiri di Surabaya. Akibatnya belasan nasabah bank itu antre mengurus pemblokiran rekening di kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena.
Para nasabah itu sengaja melakukan pemblokiran rekening karena saldo di rekening mereka raib secara misterius dan diduga akibat kejahatan skimming.
Berdasarkan catatan, skimming bukanlah hal yang pertama terjadi di negeri ini. Kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu dengan menggunakan metode dan teknologi yang sama, dan pelakunya berhasil ditangkap.
Namun teknologi kini terus berkembang, dan diduga kasus skimming yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir melibatkan pihak asing atau menggunakan metode lintas negara, sehingga data yang dicuri kemudian dicairkan di negara lain.
Berdasarkan rilis Penyidik Polda Metro Jaya, jaringan skimming melibatkan warga negara Rumania, Hungaria dan Indonesia untuk membobol 64 bank di sejumlah negara, sehingga perlu adanya kehati-hatian bagi masyarakat.
Diakui atau tidak, perkembangan teknologi yang begitu cepat dan memudahkan manusia kadang membuat manusia lupa, bahwa kemajuan teknologi selalu dibarengi dua sisi yakni positif dan negatif.
Manusia lupa dengan sisi negatif karena terlalu ueforia atau gembira dengan hadirnya teknologi yang sifatnya dasarnya adalah memudahkan dalam pekerjaan sehari-hari.
Oleh karena itu, perlu ada sikap kehati-hatian dalam setiap mengikuti perkembangan teknologi, sehiggga akan muncul kewaspadaan dalam diri.
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dilawan, namun rumus yang perlu diberlakukan tetap mengikuti dengan pendampingan sikap kewaspadaan, sehingga akan ada upaya antisipasi, seperti halnya kasus skimming.
Karena, bagaimanapun canggih dan majunya teknologi tidak akan luput dari yang namanya kejahatan, selama di dunia masih ada yang namanya manusia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018