Sampang (Antaranews Jatim) - Sebanyak tiga unit pompa pengendali banjir di Kota Sampang, Jawa Timur hingga kini belum dioperasikan, karena pembangunan pompa pengendali banjir tersebut belum selesai.

Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sungai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemkab Sampang Syaiful Muqoddas di Sampang, Rabu, pemerintah sebenarnya berencana membangun sebanyak lima unit pompa banjir, akan tetapi dari jumlah itu, hanya dua unit yang hingga kini bisa dioperasikan, sedangkan tiga lainnya belum.

"Kedua unit yang berfungsi dan telah dioperasikan itu adalah pompa pengendali banjir yang ada di Jalan Teratai dan Desa Panggung, tiga lainnya belum," ujar Syaiful.

Akibatnya, sambung dia, jika terjadi banjir, maka hanya dua pompa pengendali banjir dioperasikan, sehingga air sungai tetap meluap ke rumah-rumah warga.

Padahal, pompa pengendali banjir itu dibangun untuk mengendalikan luapan sungai yang selama ini menjadi penyebab terjadinya banjir di Kota Sampang.

Kabid Pengelolaan Sungai Dinas PUPR Pemkab Sampang Saiful Muqoddas menjelaskan, sebenarnya, jumlah total pompa pengendali banjir yang dibangun Pemkab Sampang sebanyak lima unit.

Hanya saja, karena hanya dua unit belum berfungsi, maka jika terjadi banjir, tidak berfungsi secara optimal.

"Kalau tiga unit pompa pengendali banjir itu bisa berfungsi, maka kemungkinan banjir yang sering melanda Kota Sampang bisa dikendalikan," ujar Syaiful.

Ia menjelaskan, ketiga unit pengendali pompa banjir yang kini belum dioperasikan itu masing-masing pompa yang terletak di Jalan Delima, Bahagia, dan di Kampung Kajuk.

Oleh karenanya, pihak PU Pemkab Sampang kini mulai berkoordinasi UPT Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU-SDA) Provinsi Jawa Timur wilayah Madura sebagai kepanjangan tangan dari Dinas PU-SDA Jatim untuk membahas perkembangan pembangunan pompa pengendali banjir di Sampang tersebut.

Syaiful Muqaddas menambahkan keberadaan rumah pompa bukan solusi utama pengendalian banjir yang kerap melanda Kota Sampang, karena pada dasarnya rumah yang digunakan hanya untuk mengatur aliran air menuju sungai untuk dialihkan ke laut. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018