Lumajang (Antaranews Jatim) - Staf Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Koesnadi Wirasapoetra meninjau posko konservasi milik LSM Laskar Hijau yang dirusak orang di lereng Gunung Lemongan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu.
"Kedatangan kami ingin meninjau langsung posko konservasi dan hutan lindung yang dirusak orang di Gunung Lemongan," kata Koesnadi di Lumajang.
Koesnadi yang datang bersama satu orang rekannya sangat menyayangkan perusakan tersebut karena seharusnya kawasan yang dikelola Laskar Hijau bisa dijadikan pusat studi konservasi khususnya bagi siswa dan mahasiswa.
"Kami berjanji akan segera melaporkan temuan itu kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya guna menentukan langkah prefentif dan solutif demi keberlangsungan gerakan konservasi di Gunung Lemongan ini," tuturya.
Selain meninjau lokasi pengrusakan, aktivis yang juga anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) itu juga melakukan diskusi dengan para relawan Laskar Hijau untuk penanganan kasus ini dan mencari solusi bersama kedepan.
Setelah selesai diskusi, Koesnadi Wirasapoetra menanam pohon kemiri bersama para relawan Laskar Hijau di sekitar posko konservasi dan berjanji akan segera kembali lagi ke Gunung Lemongan sesegera mungkin.
Sementara Koordinator Laskar Hijau Aak Abdullah Al-Kudus mengucapkan terima kasih atas kedatangan staf ahli KLHK yang melihat langsung posko konservasi dan pohon yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kami mengutuk keras pelaku perusakan posko Laskar Hijau dan pohon-pohon di Gunung Lemongan, sehingga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut, serta berharap Polri untuk segera menindak lanjuti semua laporan Laskar Hijau dan Perhutani terkait dengan perusakan hutan di Gunung Lemongan, serta menindak tegas pelaku perusakan hutan," katanya.
Ia juga berharap KLHK untuk dapat ikut mendukung penyelesaian kekerasan dan kriminalisasi atas semua pegiat dan aktivis lingkungan di Indonesia, khususnya yang terjadi di Gunung Lemongan karena kasus di Gunung Lemongan hanyalah puncak gunung es dari kasus lain sejenis yang banyak muncul di seluruh Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kedatangan kami ingin meninjau langsung posko konservasi dan hutan lindung yang dirusak orang di Gunung Lemongan," kata Koesnadi di Lumajang.
Koesnadi yang datang bersama satu orang rekannya sangat menyayangkan perusakan tersebut karena seharusnya kawasan yang dikelola Laskar Hijau bisa dijadikan pusat studi konservasi khususnya bagi siswa dan mahasiswa.
"Kami berjanji akan segera melaporkan temuan itu kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya guna menentukan langkah prefentif dan solutif demi keberlangsungan gerakan konservasi di Gunung Lemongan ini," tuturya.
Selain meninjau lokasi pengrusakan, aktivis yang juga anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) itu juga melakukan diskusi dengan para relawan Laskar Hijau untuk penanganan kasus ini dan mencari solusi bersama kedepan.
Setelah selesai diskusi, Koesnadi Wirasapoetra menanam pohon kemiri bersama para relawan Laskar Hijau di sekitar posko konservasi dan berjanji akan segera kembali lagi ke Gunung Lemongan sesegera mungkin.
Sementara Koordinator Laskar Hijau Aak Abdullah Al-Kudus mengucapkan terima kasih atas kedatangan staf ahli KLHK yang melihat langsung posko konservasi dan pohon yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kami mengutuk keras pelaku perusakan posko Laskar Hijau dan pohon-pohon di Gunung Lemongan, sehingga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut, serta berharap Polri untuk segera menindak lanjuti semua laporan Laskar Hijau dan Perhutani terkait dengan perusakan hutan di Gunung Lemongan, serta menindak tegas pelaku perusakan hutan," katanya.
Ia juga berharap KLHK untuk dapat ikut mendukung penyelesaian kekerasan dan kriminalisasi atas semua pegiat dan aktivis lingkungan di Indonesia, khususnya yang terjadi di Gunung Lemongan karena kasus di Gunung Lemongan hanyalah puncak gunung es dari kasus lain sejenis yang banyak muncul di seluruh Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018