Magetan (Antaranews Jatim) – Pinandita Pura Sanggha Bhuwana Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Tjening Sutarna mengajak umat Hindu meningkatkan sradha dan bhakti dalam melaksanakan perayaan Hari Raya Nyepi.
“Pesan saya, agar umat (Hindu) meningkatkan sradha dan bhakti, menyerahkan diri kepada tuhan, juga meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan,” kata Tjening dihubungi sebelum upacara pembakaran ogoh-ogoh di depan Pura Sanggha Bhuwana, Jumat.
Dia kemudian menjelaskan bahwa sradha dan bhakti di dalam agama Hindu itu seperti iman dan takwa di dalam agama Islam.
Tjening juga mengajak umat Hindu untuk saling menghormati. Bukan hanya kepada sesama manusia, tapi juga kepada alam semesta.
“Saya mengajak umat untuk saling menghormati. Tidak hanya kepada sesama manusia tapi kepada semua ciptaan tuhan, baik itu mahluk hidup yaitu manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, namun juga alam semesta,” katanya menegaskan.
Dia menambahkan, semakin manusia mendekatkan diri kepada tuhannya, makan akan semakin menyadari bahwa semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan tuhan.
“Kalau kita tidak menghormati alam semesta, maka dia (alam) bisa marah. Misalnya banjir di mana-mana. Makanya di Bali diajarkan Tri Hita Karana, harus bekerja sama, harus saling menghargai antara manusia dengan tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan mahluk hidup,” katanya menjelaskan.
Dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, sekitar 300 umat Hindu di wilayah eks-Karesidenan Madiun dan sekitarnya termasuk Magetan akan melaksanakan catur brata penyepian Sabtu (17/3) pukul 06.00 WIB hingga Minggu (18/3) pukul WIB.
Selama melaksanakan brata, dia mengharapkan umat Hindu melaksanakannya secara khusuk.
“Melaksanakan brata itu kan berpuasa, berpuasa kalau dilaksanakan khusuk, maka tuhan akan semakin dekat dengan kita,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
“Pesan saya, agar umat (Hindu) meningkatkan sradha dan bhakti, menyerahkan diri kepada tuhan, juga meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan,” kata Tjening dihubungi sebelum upacara pembakaran ogoh-ogoh di depan Pura Sanggha Bhuwana, Jumat.
Dia kemudian menjelaskan bahwa sradha dan bhakti di dalam agama Hindu itu seperti iman dan takwa di dalam agama Islam.
Tjening juga mengajak umat Hindu untuk saling menghormati. Bukan hanya kepada sesama manusia, tapi juga kepada alam semesta.
“Saya mengajak umat untuk saling menghormati. Tidak hanya kepada sesama manusia tapi kepada semua ciptaan tuhan, baik itu mahluk hidup yaitu manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, namun juga alam semesta,” katanya menegaskan.
Dia menambahkan, semakin manusia mendekatkan diri kepada tuhannya, makan akan semakin menyadari bahwa semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan tuhan.
“Kalau kita tidak menghormati alam semesta, maka dia (alam) bisa marah. Misalnya banjir di mana-mana. Makanya di Bali diajarkan Tri Hita Karana, harus bekerja sama, harus saling menghargai antara manusia dengan tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan mahluk hidup,” katanya menjelaskan.
Dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, sekitar 300 umat Hindu di wilayah eks-Karesidenan Madiun dan sekitarnya termasuk Magetan akan melaksanakan catur brata penyepian Sabtu (17/3) pukul 06.00 WIB hingga Minggu (18/3) pukul WIB.
Selama melaksanakan brata, dia mengharapkan umat Hindu melaksanakannya secara khusuk.
“Melaksanakan brata itu kan berpuasa, berpuasa kalau dilaksanakan khusuk, maka tuhan akan semakin dekat dengan kita,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018