Jakarta, (Antara) - Peningkatan kerja sama ekonomi menjadi salah satu tujuan agenda kunjungan resmi Presiden Joko Widodo ke Australia dan Selandia Baru.

"Ada beberapa isu yang masih perlu diselesaikan dan prioritasnya tentu kalau itu ada 'take and give' dengan Australia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Selasa ditemui di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta tentang kerja sama Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) antara Indonesia dan Australia.

Menurut Airlangga, hubungan perdagangan dengan Australia harus mendapat keseimbangan dengan memperbesar nilai ekspor Indonesia ke Negeri Kangguru itu.

Beberapa produk kebutuhan Australia yang disebutkan oleh Airlangga antara lain daging, ternak, serta produk logam seperti tembaga.

Presiden Joko Widodo melangsungkan rapat tertutup yang membahas tentang persiapan kunjungan resmi ke Australia dan Selandia Baru.

Sejumlah pejabat lain yang turut dalam rapat tertutup itu antara lain Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.

Presiden Jokowi direncanakan melakukan kunjungan resmi ke Australia  pada 15-18 Maret 2018 untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia.

Selain itu, Presiden juga akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru membahas peningkatan hubungan bilateral yang sudah berlangsung selama 60 tahun.

Dalam kunjungan itu Presiden Jokowi juga akan membawa sejumlah pengusaha nasional yang akan melakukan pertemuan bisnis dengan pengusaha Selandia Baru membahas potensi perdagangan dan investasi yang dapat dikembangkan.(*)

Pewarta: Bayu Prasetyo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018