Tulungagung (Antaranews Jatim) - Sedikitnya tujuh rumah rusak berat dengan kondisi sebagian retk-retak dan sebagian lagi ambruk total, akibat terseret longsor di Wilayah Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu.
"(Bangunan) Kandang dan dapur rumah saya bahkan ambruk karena pergerakan tanah (longsor) dari bawah," kata Mbah Suprih (67), sambil menunjukkan bangunan rumahnya yang rusak berat di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Tulungagung, Sabtu.
Kendati tidak sampai jatuh korban jiwa maupun luka, dampak kerusakan serta rekahan tanah membuat warga was-was.
Saat turun hujan, tutur Suprih, dirinya juga enam keluarga yang rumahnya ikut terdampak memilih mengungsi.
Salah satu warga jompo yang hidup sendiri dan rumahnya turut mengalami kerusakan bahkan harus dievakuasi anaknya ke desa lain, karena potensi longsor susulan masih akan terjadi.
"Gejala rekahan sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Namun kondisinya kian parah pada Jumat (23/2) sore kemarin setelah seharian turun hujan," katanya.
Rekahan atau retakan tanah yang mengenai sejumlah bangunan dalam satu kawasan mukim tersebut tergolong parah. Penurunan elevasi tanah ada yang mencapai satu meter lebih.
Tim Reaksi Cepat Desa Tugu, Deny Trisdianto, menduga tanah pemukiman ambles akibat tertarik longsor di sungai desa setempat yang lokasinya cukup dalam, sekitar 15 meter.
Akibatnya, setiap kali terjadi guguran tebing tanah di kawasan permukiman ikut terseret.
Pihak pemerintah Desa Tugu sudah memantau kondisi tanah gerak tersebut dan melaporkannya ke pemerintah kecamatan, untuk diteruskan ke dinas pengairan dan permukiman Kabupaten Tulungagung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"(Bangunan) Kandang dan dapur rumah saya bahkan ambruk karena pergerakan tanah (longsor) dari bawah," kata Mbah Suprih (67), sambil menunjukkan bangunan rumahnya yang rusak berat di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Tulungagung, Sabtu.
Kendati tidak sampai jatuh korban jiwa maupun luka, dampak kerusakan serta rekahan tanah membuat warga was-was.
Saat turun hujan, tutur Suprih, dirinya juga enam keluarga yang rumahnya ikut terdampak memilih mengungsi.
Salah satu warga jompo yang hidup sendiri dan rumahnya turut mengalami kerusakan bahkan harus dievakuasi anaknya ke desa lain, karena potensi longsor susulan masih akan terjadi.
"Gejala rekahan sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Namun kondisinya kian parah pada Jumat (23/2) sore kemarin setelah seharian turun hujan," katanya.
Rekahan atau retakan tanah yang mengenai sejumlah bangunan dalam satu kawasan mukim tersebut tergolong parah. Penurunan elevasi tanah ada yang mencapai satu meter lebih.
Tim Reaksi Cepat Desa Tugu, Deny Trisdianto, menduga tanah pemukiman ambles akibat tertarik longsor di sungai desa setempat yang lokasinya cukup dalam, sekitar 15 meter.
Akibatnya, setiap kali terjadi guguran tebing tanah di kawasan permukiman ikut terseret.
Pihak pemerintah Desa Tugu sudah memantau kondisi tanah gerak tersebut dan melaporkannya ke pemerintah kecamatan, untuk diteruskan ke dinas pengairan dan permukiman Kabupaten Tulungagung. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018