Probolinggo (Antaranews Jatim) - Sasaran "outbreak response immunization" (ORI) difteri di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mencapai 321.873 anak dengan usia 1-19 tahun.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Probolinggo Muh Happy, Kamis, mengatakan, difteri adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.
"Penyakit itu dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Di Kabupaten Probolinggo tercatat penderita difteri pada tahun 2017 sebanyak 15 kasus dengan tiga orang meninggal dunia, sedangkan di awal tahun 2018 ditemukan dua kasus difteri," katanya di Probolinggo.
Untuk itu, lanjut dia, sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI Nomor UM 01A.05/1/3274/2017 tentang pelaksanaan ORI dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Wali Kota Nomor 460/69/012.4/2018 tentang Penetapan Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Jawa Timur, maka dilaksanakan ORI di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Probolinggo.
"ORI adalah pemberian imunisasi pentavalen, difteri tetanus (DT) dan vaksin tetanus difteri (Td) akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran dengan sasaran anak usia 1-19 tahun dengan interval 0-5-4 bulan," tuturnya.
Ia mengatakan pelaksanaan ORI difteri akan dimulai serentak di Kabupaten Probolinggo dengan putaran pertama pada 15 Pebruari-10 Maret 2018, kemudian putaran kedua pada 2-31 Juli 2018 dan putaran ketiga pada 1-30 Nopember 2018 dengan target cakupan kegiatan ORI difteri diharapkan minimal 90 persen sasaran dari 321.873 anak.
"Program ORI dilaksanakan dengan kerja sama lintas sektor dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Camat, PKK, Kepala Desa/Lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan peran serta masyarakat untuk membantu memberikan perlindungan dan memutus mata rantai penularan dari penyakit difteri," katanya.
Happy menjelaskan sasaran ORI di Kabupaten Probolinggo berjumlah 321.873 anak yang akan dilaksanakan di seluruh pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu dan rumah sakit, kemudian juga di lembaga sekolah seperti PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono mengatakan penyakit difteri adalah penyakit menular akut pada tonsil, faring dan hidung serta kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit, sehingga pihaknya gencar memberikan sosialisasi dan advokasi penanggulangan KLB difteri di Probolinggo.
"Pelaksanaan ORI difteri diharapkan mampu menurunkan angka kematian dan angka kesakitan pada penyakit difteri, serta menurunkan jumlah kasus dan memutus rantai penularan penyakit difteri di Probolinggo," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Probolinggo Muh Happy, Kamis, mengatakan, difteri adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.
"Penyakit itu dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Di Kabupaten Probolinggo tercatat penderita difteri pada tahun 2017 sebanyak 15 kasus dengan tiga orang meninggal dunia, sedangkan di awal tahun 2018 ditemukan dua kasus difteri," katanya di Probolinggo.
Untuk itu, lanjut dia, sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI Nomor UM 01A.05/1/3274/2017 tentang pelaksanaan ORI dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Wali Kota Nomor 460/69/012.4/2018 tentang Penetapan Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Jawa Timur, maka dilaksanakan ORI di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Probolinggo.
"ORI adalah pemberian imunisasi pentavalen, difteri tetanus (DT) dan vaksin tetanus difteri (Td) akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran dengan sasaran anak usia 1-19 tahun dengan interval 0-5-4 bulan," tuturnya.
Ia mengatakan pelaksanaan ORI difteri akan dimulai serentak di Kabupaten Probolinggo dengan putaran pertama pada 15 Pebruari-10 Maret 2018, kemudian putaran kedua pada 2-31 Juli 2018 dan putaran ketiga pada 1-30 Nopember 2018 dengan target cakupan kegiatan ORI difteri diharapkan minimal 90 persen sasaran dari 321.873 anak.
"Program ORI dilaksanakan dengan kerja sama lintas sektor dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Camat, PKK, Kepala Desa/Lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan peran serta masyarakat untuk membantu memberikan perlindungan dan memutus mata rantai penularan dari penyakit difteri," katanya.
Happy menjelaskan sasaran ORI di Kabupaten Probolinggo berjumlah 321.873 anak yang akan dilaksanakan di seluruh pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu dan rumah sakit, kemudian juga di lembaga sekolah seperti PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono mengatakan penyakit difteri adalah penyakit menular akut pada tonsil, faring dan hidung serta kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit, sehingga pihaknya gencar memberikan sosialisasi dan advokasi penanggulangan KLB difteri di Probolinggo.
"Pelaksanaan ORI difteri diharapkan mampu menurunkan angka kematian dan angka kesakitan pada penyakit difteri, serta menurunkan jumlah kasus dan memutus rantai penularan penyakit difteri di Probolinggo," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018