Kediri (Antaranews  Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, terus berupaya melakukan pencarian secara intensif terhadap korban tanah longsor di tebing Sungai Ngobo, kabupaten setempat yang menyebabkan tiga orang penambang pasir meninggal dunia.

"Kami masih melakukan pencarian. Tiga korban meninggal dunia dan saat ini kami masih proses pencarian lagi, kemungkinan masih ada korban lainnya," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agata di Kediri, Jumat.

Ia mengatakan selain tiga orang yang meninggal, dua orang lainnya juga tertimbun material pasir. Petugas dibantu warga berhasil mengevakuasi dua korban selamat dan saat ini sudah dibawa ke rumah sakit.

Jenazah korban yang meninggal dunia sebelumnya dibawa ke rumah sakit, tapi saat ini jenazah sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Sedangkan kondisi dua korban selamat kini masih mendapatkan perawatan intensif tim medis.

Randy mengatakan kejadian tanah longsor itu berlangsung sekitar jam 04.00 WIB, tepatnya di aliran Sungai Ngobo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Sebelumnya, hujan deras menggguyur wilayah itu. Diduga, karena tebing setinggi 30 meter sudah mulai retak dan penggalian pasir di bawahnya, menyebabkan tanah di sekitar sungai itu longsor.

Material tanah bercampur pasir tersebut, juga menimpa tiga truk penambang pasir. Kendaraan tersebut memang ditempatkan di sekitar tebing, untuk mengangkut pasir dari para penambang.

Warga juga sudah berhasil mengevakuasi truk penambang yang mengalami kerusakan di beberapa bagian tersebut.

Randy menyebut lokasi penambangan itu ilegal. Di sepanjang sungai tersebut, banyak warga menambang pasir dari sisa material Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut). Penambangan pasir itu dilakukan secara tradisional.

Sebelumnya, musibah juga pernah terjadi di sekitar daerah tersebut, namun tidak ada korban jiwa. Hanya ada sejumlah kendaraan milik penambang yang terkena tanah longsor. Musibah itu juga tidak membuat warga jera untuk menambang pasir.

Ia berharap dengan kejadian ini warga tidak lagi menambang pasir. Mereka bisa mencari alternatif pekerjaan lainnya yang tidak berisiko mengancam jiwa.

"Belajar dari kejadian ini, terlebih lagi saat ini memasuki penghujan yang bisa memicu tanah longsor, kami berharap warga tidak melakukan penambangan," kata Randy.

Petugas yang akan masuk ke lokasi bencana juga sempat tersendat, sebab jalur menuju tempat itu sulit dijangkau, terlebih lagi untuk kendaraan roda dua. Selain masuk kawasan hutan, jalan juga becek akibat hujan deras.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018