Pamekasan (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI dari Kodim 0826 Pamekasan, Jawa Timur, Minggu malam, membantu velbed ke Puskesmas Larangan untuk penanganan kasus santri sakit massal pascaimunisasi difteri yang dirawat di puskesmas itu.
"Ada 40 buah velbed yang telah kami kirim ke Puskesmas Larangan, mengingat pihak puskesmas meminta bantuan untuk menangani pasien yang dirawat di puskesmas itu," kata Kepala BPBD Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus di Pamekasan, Minggu malam.
Dari 40 buah velbed itu, sebanyak 30 diantara milik Kodim 0826 Pamekasan, sedangkan sebanyak 10 velbed sisanya milik BPBD Pemkab Pamekasan.
Bantuan velbed dari Kodim 0826 Pamekasan dan BPBD Pemkab Pamekasan itu, atas permintaan pihak Puskesmas Larangan, mengingat jumlah pasien yang dirawat di puskesmas itu terus berdatangan.
Pasien yang dirujuk ke puskesmas itu Minggu malam, ialah santri dari Pondok Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang juga pingsan, mual dan muntah-muntah, sebagaimana dialami santri Al-Falah, Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan yang juga dirawat di puskesmas itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim dr Kohar Hari Santoso saat meninjau pasien santri yang sakit massal pascaimunisasi difteri itu, menjelaskan, sakit massal yang dialami santri itu, bukan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIP).
Ia menduga, kasus itu, karena faktor psikologis yang dialami para santri saja yang melihat temannya pingsan, sehingga berpengaruh pada santri lain yang juga telah diimunisasi.
"Sebab, kalau dari sisi vaksin yang disuntikkan kepada santri, kami cek tidak masalah," ujar Kohar.
Hingga sekitar pukul 22.30 WIB, puskesmas yang merawat santri yang mengalami sakit secara massal pascaimunisasi difteri, seperti di Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, masih terpantau ramai.
Famili, tetangga dan kerabat dekat pasien terus berdatangan dan mereka umumnya mengaku khawatir atas musibah yang menimpa anak-anak mereka, apalagi kasus itu hanya terjadi di wilayah Kecamatan Kadur, Pamekasan, sedangkan di kecamatan lain, aman.
Sementara itu, data Dinkes Pamekasan menyebutkan, jumlah total santri yang mengalami sakit massal dengan pingsan, mual, muntah dan kejang-kejang sebanyak 80 orang santri.
Mereka itu, merupakan santri dari dua pesantren di Kecamatan Kadur, yakni santri Pesantren Al-Falah, Sumber Gayam, dan santri Pesantren Hiyatul Mubtadiin, Pancor, Kadur.
Sementara santri yang baru dirujuk ke Puskesmas Larangan, karena mengalami hal yang sama adalah santri dari Pesantren Al-Husen, asal Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Ada 40 buah velbed yang telah kami kirim ke Puskesmas Larangan, mengingat pihak puskesmas meminta bantuan untuk menangani pasien yang dirawat di puskesmas itu," kata Kepala BPBD Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus di Pamekasan, Minggu malam.
Dari 40 buah velbed itu, sebanyak 30 diantara milik Kodim 0826 Pamekasan, sedangkan sebanyak 10 velbed sisanya milik BPBD Pemkab Pamekasan.
Bantuan velbed dari Kodim 0826 Pamekasan dan BPBD Pemkab Pamekasan itu, atas permintaan pihak Puskesmas Larangan, mengingat jumlah pasien yang dirawat di puskesmas itu terus berdatangan.
Pasien yang dirujuk ke puskesmas itu Minggu malam, ialah santri dari Pondok Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang juga pingsan, mual dan muntah-muntah, sebagaimana dialami santri Al-Falah, Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan yang juga dirawat di puskesmas itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim dr Kohar Hari Santoso saat meninjau pasien santri yang sakit massal pascaimunisasi difteri itu, menjelaskan, sakit massal yang dialami santri itu, bukan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIP).
Ia menduga, kasus itu, karena faktor psikologis yang dialami para santri saja yang melihat temannya pingsan, sehingga berpengaruh pada santri lain yang juga telah diimunisasi.
"Sebab, kalau dari sisi vaksin yang disuntikkan kepada santri, kami cek tidak masalah," ujar Kohar.
Hingga sekitar pukul 22.30 WIB, puskesmas yang merawat santri yang mengalami sakit secara massal pascaimunisasi difteri, seperti di Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, masih terpantau ramai.
Famili, tetangga dan kerabat dekat pasien terus berdatangan dan mereka umumnya mengaku khawatir atas musibah yang menimpa anak-anak mereka, apalagi kasus itu hanya terjadi di wilayah Kecamatan Kadur, Pamekasan, sedangkan di kecamatan lain, aman.
Sementara itu, data Dinkes Pamekasan menyebutkan, jumlah total santri yang mengalami sakit massal dengan pingsan, mual, muntah dan kejang-kejang sebanyak 80 orang santri.
Mereka itu, merupakan santri dari dua pesantren di Kecamatan Kadur, yakni santri Pesantren Al-Falah, Sumber Gayam, dan santri Pesantren Hiyatul Mubtadiin, Pancor, Kadur.
Sementara santri yang baru dirujuk ke Puskesmas Larangan, karena mengalami hal yang sama adalah santri dari Pesantren Al-Husen, asal Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018