Pamekasan (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur meninjau secara langsung kasus santri sakit secara massal di dua pesantren di Kadur, Pamekasan, Pulau Madura, yakni Pesantren Al-Falah, Sumber Gayam dan Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Pancor, Kadur.

Kepala Dinkes Jatim dr Kohar Hari Santoso didampingi sejumlah staf datang secara langsung ke Pamekasan, Minggu sore.

"Kedatangan kami secara langsung ini, untuk memantau dan menyelidikan vaksin difteri yang disuntikkan kepada para santri yang telah menyebabkan para santri sakit secara massal seperti ini," kata Kohar di Pamekasan, Minggu malam.

Kepala Dinkes meninjau santri yang sakit massal di RSUD Pamekasan, Puskesmas Larangan dan Puskesmas Kadur.

Dalam kesempatan itu, Kadinkes menjelaskan, berdasarkan hasil survei sementara, vaksin difteri yang disuntikkan kepada para santri itu sebenarnya berkualitas bagus, tidak kedaluarsa, bahkan daru diambil dari gudang penyimpanan obat.

Ia menilai, banyaknya santri yang sakit itu, bukan karena sakit ikutan pasca imunisasi (IPI), akan tetapi karena reaksi kejiwaan dari santri yang berlebihan.

"Secara umum, imunisasi memang bisa ada kejadian ikutan pascaimunisasi. Tapi yang terjadi di Kadur ini, sebenarnya merupakan reaksi berlebihan, sehingga menyebabkan banyak santri lain yang juga sakit," ujarnya, menjelaskan.

"Wong cucu saya juga diimunisasi juga, tapi tidak sampai pingsan seperti ini," katanya, menambahkan.

Kepala Dinkes Jatim menjelaskan, tahun ini, sasaran imunisasi antara usia 1 hingga 19 tahun di Jawa Timur sebanyak 10 juta jiwa lebih, sedangkan di Pamekasan 300 ribuan jiwa lebih.

Di Jatim, realisasinya mencapai sudah mencapai 18 persen, sedangkan di Pamekasan sudah mencapai 20 persen dari target sasaran yang telah ditetapkan. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018